Kamis, 20 September 2007

JURGEN HEBERMAS

JURGEN HEBERMAS
A. BIOGRAFI
Hebermas adalah seorang pemikir sosial byang sangt penting di dunia dewasa ini. Lahir di Dusseldorf, jerman 18 juni 1929 dari keluarga kelas menengah yang agak tradisional. Ayahnya pernah menjabat direktur kamar dagang. Ketika berusia belasan tahun, selama perang dunia II Hebermas sangat di pengaruhi oleh perang itu. Berakhirnya perang menimbulkan harapan dan peluang baru pemuda jerman, termasuk Hebermas. Hancurnya nazisme menimbulkan optimisme mengenai masa depan jerman. Namun Hebermas kecewa karena hampir tak ada kemajuan yang berarti di tahun-tahun permulaan sesudah perang. Dengan berakhirnya kekuasaan nazi, semua jenis peluang intelektual, dan buku-buku yang semula di larang di baca kini boleh di baca dan tersedia buat Hebermas. Termasuk literatur barat dan jerman maupun risalah yang di tulis oleh Marx dan Engels. Antara tahun 1949 dan 1954 Hebermas mempelajari berbagai topik (antara filsafat, psikologi, kesustraan jerman) di Gottingen, Zurich, dan Boonn. Namun, tak seorang gurupun di tempat Hebermas sekolah itu yang benar-benar terkenal dan kebanyakan mereka mendukung nazi secara terang – terangan atau hanya melanjutkan pelaksanaan tanggung jawab akademis mereka di bawah rezim nazi sebelumnya. Hebermas mendapatkan gelar doktor dari universitas Bonn tahun 1954 dan serlama dua tahun bekerja sebagai jurnalis.
tahun 1956 Hebermas tiba di The Institute For Social Riset di Frangfurt da n bergabung dengan aliran Frangfurt. Ia sebenarnya menjadi asisten riset dari Theodor Adorno, anggota aliran Frangfurt yang sangat terkenal (Wiggershaus, 1994). Meski aliran Frangfurt sering di anggap mengembangkan aliran pikiran yang sangt berhubungan secara logis, pandangan Hebermas tak seperti itu.
Menurut saya, tak pernah ada teori yang konsistens, Adorno pernah menulis esai kritis tentang kultur dan juga memberikan seminar tentang Hegel. Ia memberika latar belakang Marxis tertentu.(Wiggershaus, 1994;2)
Meski bergabung dengan The Institute For Social Riset, sedari awal Hebermas telah menunjukkan orientasi intelektual yang bebas. Artikel yang di tulis tahun 1957 menyebapkan Hebermas terlibat persoalan dengan Max Hokheimer, pimpinan institut itu. Hebermas mendesak pemikiran kritis dan tindakan praktis, terhadap Max Hokheimer takut terhadap pendirian seperti itu dapat membahanyakan pendanaan institut secara umum. Hokheimer berkata tenatang Hebermas , “ia agaknya mempunyai karir yang baik atau bahkan cemerlang sebagai penulis di masa depan, tetapi ia akan hanya menyebapkan kerusakan besar terhadap institut”(di kutip dalam Wiggershaus, 1994;555). Artikel itu akhirnya di terbitkan juga, tetapi tidak dengan bantuan institut dan sebenarnya tidak merujuk ke institut. Akhirnya, Hokheimermenghadapi kondisi yang sulit berkenaan dengan karnya Hebermas ini dan kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.
Tahun 1961 ia menyelesaikan disertasi keduanya yang di wajibkan oleh Universitas Marburg. Setelah menerbitkan sejumlah karnya terkenal, dia di rekomondasikan sebagai Profesor filsafat di univesitas Heidelberg bahkan sebelum menyelesaikan disertasi keduanya. Oa tetapi di Heidelberg hingga tahun 1964 dan kemudian pindah ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan sosiologi. Dari 1971 hinnga 1981 ia menjadi direktur institut Max Planck. Ia kembali ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan tahun 1994 ia menjadi profesor pensiun di universitas itu. Hebermas telah menerima sejumlah penghargaan akademis bergengsi dan menerima gelar profesor kehormatan dari sejumlah universitas.
Selama beberapa tahun, Hebermas menjadi pemikir neo-marxis paling terkenal di dunia. Namun, sesudah itu karyanaya di perluasnya sehingga meliputi berbagai masukan teoritis yang berbeda. Ia tetap optimis terhadap masa depan kehidupan modern. Dengan optimismenya itulah ia menulis tentang modernitas sebagai proyek yang belum selesai itu. Sementara Marx memusatkan perhatian pada pekerjaan dan tenaga kerja, Hebermas terutama memusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang di anggap sebagai proses yang lebih umum ketimbang pekerjaan. Sementara Marx memusatskan perhatian pada distortif dari struktur masyarakat kapitalis tershadap pekerjaan, Hebermas memusatkan perhatian pada cara struktur masyarakat modern mendistorsi komunikasi. Sementara Marx membanyangkan kehidupan masa depan di tandai oleh pekerjaan penuh dan tenaga kerja kreatif, Hebermas membayangkan masyarakat masa depan di tandai dengan komunikasi bebas dan terbuka. Dengan demikian terdap kesamaan yang mengagetkan antara Marx dan Hebermas. Kesamaan paling umu adalah bahwa keduanya adalah pemikir modernitas yang yakin bahwa di masa hidup mereka , proyek moderinitas belim selesai (terciptanya pekerjaan penuh dan kreatif menurut Marx dan terciptanya komunikasi bebas dan terbuka menurut Hebermas).keduanya berkenyakinan bahwa di masa depan proyek modernitas ini akan selesai
Komitmen terhadap modernitas dan kenyakinan terhadap masa depan inilah yang menjauhkan Hebermas dari kebanyakan pemikiran kontemporer terkenal lain seperti Jean Baudrillard dan pakar post modern lainnya. Sementara pakar post modern ini sering terdorong ke arah nihilisme, Hebermas terus yakin dengan proyek jangka panjangnya(modernitas). Begitu pula, sementar apemikir post modern lain (misalnya Lyotard)menolak kemungkinan penciptaan teori agung (grand theory), Hebermas tetap bekerja berdasarkan dan menyokong teori agung paling terkemuka dalam teori sosial modern. Banyak resiko yang di hadapi oleh Hebermas dalam berjuang melawan pemikiran post modern. Bila mereka menang, Hebermas mungkin di pandang sebagai pemikir modernitas besar terakhir. Bila Hebermas (dan penyokongnya) yang tampil sebagai pemenang, ia mungkin akan di pandang sebagai “juru selamat”proyek modernitas dan teori agung dalam ilmu sosial

Tidak ada komentar: