Jumat, 21 September 2007

www.filsafatkita.f2g.net

www.filsafatkita.f2g.net

saudara

http://natae.blogspot.com/

GEORG SIMMEL

GEORG SIMMEL
A. BIOGRAFI
Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. ia mempelajari berbagai cabang ilmu di Universitas Berlin. Tetapi, upaya pertamanya untuk menyusus disertasi di tolak dan salah satu profesor pun mengatakan “kami akan banyak membantu tak mendorongnya ke arah ini(Frisby 1984;23). Meski proposal pertamanya di tolak, ia mempertahankan disertasi dan menerima gelart doktor filsafat tahun 1881. hingga 1914 ia tetapi di Universitas Berlin berstatus tenaga pengajar meski hanya menduduki jabatan yang relatif tak penting sebagai “dosen privat” dari 1885-1900. dia kemudian ia menjadi dosen yang tak di gaji, yang kehidupanya tergantung pada honor dari mahasiswa. Meski honornya kecil, dalam jabatan ini kehidupan ekonominya agak baik karena ia seorang dosen yang cerdas dan menarik banyak mahasiswa yang membanyar.(Frisby, 1981;17;Salomen, 1963/1997). Gaya mengajarnya demikian populer, hingga bahkan orang terpelajar pun mengadiri kuliahnya.
Keterpinggiran Simmel pararel dengan fakta bahwa Simmel adak kontradiktif dan merupakan pribadi yang membingungkan:
Jika kita kumpulkan keterangan yang di tinggalkan oleh teman mahasiswanya di masa itu,kita akan menemukan sejumlah indikasi mengenai Simmel yang kadang-kadang saling bertentangan. Ada yang melukiskannya sebagai orang yang tinggi dan ramping, orang lain melukiskannya sebagai orang pendek dan berpenampilan sedih. Dilaporkan penampilan tidak menarik, khas yahudi, tetapi juga sangat cerdas dan nigrat. Di laporkan pula ia pekerja keras, juga lucu, dan sangat pandai berbicara. Terdengar pula ia sangat pintar( Lukacs, 1991;145)ramah, rapi, tetapi ia pun irasional, kusam dan sembrono (Schnabel di kutip dalam Poggi, 1993;55)
Simmel menilis banyak artikel (“The Metropolis and Mental Life)dan buku the Philosophy of Money. Ia terkenal di kalangan akademisi Jerman, mempunyai pengikut internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi. Tahun 1900 ia menerima penghargaan resmi gelar kehormatan murni dari Universitas Berlin yang tak memberinya status akademisi penuh.Simmel mencoba mendapat berbegai status akademisi, namun ia gagal meski mendpat dukungan sarjan seperti Max Weber. Salah satu alasan yang menyebapkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan yahudi, sementara di abad 19 jerman sedang di landa paham anti-yahudi (kasler, 1985) . begitulah, dalam sebuah laporan tentang Simmel yang di tulis untuk materi pendidikan, Simmel di lukiskan sebagai seorang “iarael tulen dalam penampilan luarnya, dalam sikapnya dan dalam cara berpikirnya”(Frisby, 1981;25)alasan lain adalah jenis karya yang di hasilkan. Banyak artikel di muat dlam koran dan majalah; yang di tulis untuk konsumen lebih umum ketimbang untuk sosiologi semata (Rammstedt, 1991). Lagi pula ia tak memegang jabatan akademisi reguler terpeksa ia mencari nafkah melalui ceramah umum. Peminat tulisannya maupun ceramanya lebih banyak intelektual publik ketimbang sosiologi profesional dan ini cenderung menimbulkan penilaian yang melecehkan diri rekan seprofesinya, misalnya salah seorang rekan sezaman mengutuknya karena “pengruhnya…terhadap suasana umum dan, teritama, terhadap jurnalisme”(Troeltsch di kutip dalam Frisby, 1981;13). Kegagalan personal Simmel pun dapat di kaitkan dengan rendahnya penghargaan akademisi jerman terhadap sosiologi ketika itu.
Tahun 1914 Simmel akhirnya dianggkat sebagai dosen tetapi di Universitas kecil (Strasbourg), tetapi sekali lagi ia merasa sebagai orang asing. Di satu sisi ia menyesal meninggalkan peminat ceramahnya di Berlin. Istrinya menyurati Max Weber;”George meninggalkan peminatnya dengan sedih…mahasiswa di berlin itu sangat simpatik dan setia…inilah keberangkatan ke puncak kehidupan”(Frisby, 1981;29).di sisi lain Simmel tak meras menjadi bagian kehidupan dari Universitas barunya itu.ia menyurati istri Weber;”hampir tak ada yang dapat kami laporkan, kami hidup……menyendiri, tertutup, acuh tak acuh, terpencil dari kehidupan luar. Kegiatan akademisi = 0 orangnya…asing dan bermusuhan secara diam-diam.”(Frisby, 1983;32). Perang dunia 1 pecah segera setelah Simmel di angkat menjadi dosen Strasbourg. Ruang kuliah di ubah menjadi rumah sakit militer dan mahasiswa ikut berperang. Demikianlah Simmel tetap menjadi kokoh marjinal di dunia akademisi Jerman sehingga kematihan tahun 1918. ia tak pernah mendapat karir akademisi yang normal. Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar mahasiswa di zamannya dan kemasyhurannya sebagai seorang sejarah terpelihara bertahun-tahun.

PETER M. BALU

PETER M. BALU
A. BIOGRAFI
Blau lahir di Wina, Austria, 7 Februari 1918. ia bermigrasi ke AS tahun 1939 dan menjadi warga AS tahun 1943. tahun 1942 ia menerima gelar BA dari Elmhrst College di
Elmhurst,Illionis. Pendidikannya terganggu karena perang dubia ke II dan ia bergabung dengan AD dan menerima pengharsgaan the Browzer Star. Setelah perang ia kembali ke sekolah dan menyeledaikan pendidikannya, menerima Ph.D. dari universitas Columbia tahun 1952.
Blau mendapatkan penghargaan luas pertama dalam sosiologi karena sumbangannya dalam studi tentang organisasi formal. Hasil studi empirisnya tentang organisasi dan buku ajar yang di tulisnya tentang organisasi formal masih tetap di kutip secara luas dan ia terus memberikan sumbangan yang berarti terhadap kajian tentang organisasi formal ini. Ia pun menulis bersama Otis Dudley Ducan, the American Occupational Structure yang memenangkan hadiah bergengsi Sorokin Award. Dari the American Sociological Assosiations tahun 1968. buku itu merupakan konstribusi yang sangat penting studi sosiologi tentang stratifikasi sosial.
Meskipun ia terkenal berbagai karya, yang menjadi sasaran perhatian kita di sini adalah kontribusi Blau terhadap sosiologi. Yang menarik adalah ia telah memberikan kontribusi penting terhadap dua orientasi teoritis yang berbeda. Bukunya Exchange and Power ini sicial live (1964) merupakan komponen utama teori pertukaran masa kini. Kontribusi utama Blau tentang teori pertukaran pada kelompok primer pada berskala kecil di cobadi terapkan pada kelompok besar, meski mengandung beberapa kelemahan, karya itu merupakan upaya penting untuk mengintegrasikan secara teoritis masalah sosiologi berskala luas dan berskala kecil. Blau pun berada di barisan terdepan pakar struktural . selama masa jabatannya selaku presiden The American Sociological Association (1973-1974)ia menjadi teori struktural ini sebagai tema pertemuan tahunan asosiasi sosiologi itu. Sejak itu ia telah menerbitkan buku dan artikel yang di rencanakan untuk menjelaskan dan mengembangkan teori struktural. Karya dibidang ini adalah the Struktural Contexts of Opportunities(1994) dan crosscutting Social Circles edisi ke dua(Blau dan Schwartz, 1997).
Peter Blau meninggal pada 12 Maret 2002.

TALCOTT PARSON

TALCOTT PARSON
A. BIOGRAFI
Parson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang pendeta, profesor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun berikutnya ia pindah ke Heidelberg Jerman.Max Weber lama berkarier di Heidelberg dann meski ia meninggal 5 tahun sebelum kedatangan Parson, pengeruh Weber tetap bertahan jandanya terus menyelenggarakan diskusi ilmiah dirumahnya dan Parson menghadirinya. Parson sangat di pengaruhi karya Weber dan akhirnys menulis disertasi di Heidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.
Parson mengajar di Harvad pada 1927 dan meski berganti jurusan beberapa kali, ia tetap di Harvad hingga akhir hanyatnya tahun 1979. kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan profesor hingga tahun 1939. dua tahun selanjutnya ia menerbitkan The Structure of Social Actions , sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parson sendiri.
Sesudah itu karier akademisi Parson maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di harvad pada tahun 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan departemen hubungan sosial, yang tak hanya memasukkan sosiologi tetapi juga sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia terpilih menjadi presiden the American Sociological Asosiation. Tahun 1950 – an dan menjelang tahun 1960 – an, dengan di terbitkan buku seperti the social system (1951) Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi America.
Tetapi, di akhir 1960 – an Parson mendapat serangan dari sayap radikal Sosiologi Amerika yang baru muncul. Parson di nilai berpandangan berpolitik konservatif dan teorinya di anggap sebagai konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorosasi yang rumit. Tetapi, tahun 1980 – an timbul kembali perhatian terhadap teori parson, tak hanya di Amerika Serikat tetapi seluruh dunia (Alexander, 1982;83, Buxtok, 1985;Camic, 1990;Holton dn Turner, 1986;Sciulli dan Gerstein, 1985)Harton dan Tuner mungkin terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parson mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkhaime, atau pengikut mereka masa kini sekalipun”(1986;13).pemikiran Parson tidak hanya mempengaruhi pemikiran konservatif, tetapi juga teoritis neo – marxian, tentunya Jurgen Hebermas.
Setelah kematian Parson sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog yang sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinyamaupun penciptaan teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parson dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parson yang di reproduksi di sini bukan di maksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi di maksidkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif mengenai parson dan karya karyanya.
Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parson baru saja mulai mengajar di Harvad. Merton yang menjadi teoritis terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvad di tahun tahun itu bukan kehendak belajar dengan Parson, tetai dengan Sorokin, anggota senior jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons (Zafirovski, 2001)
Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke Harvad, dan tak seorang pun yang ingin belajar dengan parson. Mereka tak mungkin berbuat demikian selain kareasna alasan paling sederhana: pada 1931 ia belum di kenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog. Meski kami mahasiswa yang belajar dengan Sorokin yang masyhur, sehingga dari kami diharuskan bekerja dengan Parson yang tak terkenal itu.(Merton,1980-69).
Celaan Merton tentang kuliah pertama Parson dalam teori, juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis unrtuk salah satu buku teori paling berpengaruhdalam sejarah sosiologi:
Lama sebelum Parson menjadi salah seorang tokoh tua terkenaldi dunia sosiologi, bagi kami mahasiswa angkatan paling awal, dia adalah seorang pemuda yang sudah tua. Kemasyurannyaberawal dari kuliah pertamanya dalam teori yang keudian menjadi inti karya besarnya The Structure of Social Action, yang tidak terbih hingga lima tahun setelah publikasi lisan di kelas.( Merton,1980-70).
Meski tak semua orang sependapat dengan penilaiaan positif Merton tentang Parson , mereka akan mengakui penilaian berikut.
Kematian Parson menandai berakhirnya suatu era dalam sosiologi. Ketika (suatu era baru)di mulai. Era itu akan di bentengi oleh tradisi besar pemikiran sosiologi yang ia tinggalkan untuk kita(Merton,1980-71)

MAX WEBER

MAX WEBER
A. Biografi
Max Weber lahir di Erfurt, jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan penting antara kedua orang tuanya berpengaruh besar terhadap orientasi intelektual dan perkembangan psikologi Weber.ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan dan sebagai akibatnya menjauhkan diri dari setia aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan diri atau yang dapat menimbuklkan ancaman terhadap kedudukan dalam sistem. Lagipula sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbegai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya. Ibu Max Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (ascetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat.ia terganggu aloh ketidak sempurnaan yang dianggap pertanda bahwa ia tidak di takdirkan akan mendapat keselamatan diakhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebapkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak bersar pada Weber.
Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tunanya yang bertolak belakang itu. Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas (Mariane Weber,1975;62) mula- mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihan, ketegangan yang dihasilkan kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan ini berpengaruh negatif terhadap kejiwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari runah, belajar di Universitas Heildelberg,Weber telah menunjukkan kematangan intelektual, tetapi ketika masuk Universitas ia masih tergolong terbelakang dan pemelu dalam bergaul. Sifat ini cepat berubah ketika ia condong pada gaya hidup ayahnya dan bergabung dengan kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayaahnya dulu.secara sosial ia mulai berkembang, sebagai karena terbiasa minum bir dengan teman – temannya. Lagipula ia dengan bangga memamerkan parutan akibat perkelahiaan yang menjadi cap kelompok persaudaraan mahasiswa seperti itu,dalam hal ini Weber tak hanya menunjukkan jati dirinya sama dengan pandangan ayahnya tetai juga pada waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.
Setelah kuliah tiga semester weber meninggalkan Heildelberg untuk dinas militer dan tahun 1884 ia kembali ke berlin, kerumah orangtuanya, dan belajar di Universitas Berlin. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuk menyelesaikan studi hingga mendapat gelar Ph,d,menjadi pengacara dan mulai mengejar di Universitas Berlin, dalamproses itu minat belajarnya bergeser ekonomi, sejarah, dan sosiologi yang menjadi sasaran perhatiaanya selama sisia hidupnya. Selama 8 tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada ayahnya, suatu keadaan yang segera tak disukainya. Pada waktu bersamaan ia beralih lebih mendekat nilai – nilai ibunya dan anti pati terhadap ayahnya meningkat (asceptic) dan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk studi. Misalnya, selama satu semester sebagai mahasiswa, kebiasaan kerjanya di lukiskan sebagai berikut,”dia terus mempraktikkan disiplin kerja yang kaku, mengatur kehidupannya berdasakkan pembagiaan jam – jam kegiatan ruti sehari – hari kepada bagian – bagian secara tepat untuk berbagai hal. Berhemat menurut caranya, makan malam sendiri di kamarnya dengan 1 pot dagung sapi dan 4 buah telur goreng”(Mitzman, 1969/1971;48;mariane, Weber,1975;105 ), jadi, dengan mengikuti ibunya, weber mengalami hidup prihatin, raajin, bersemangat kerja tinggi – dalam istilsh dalam istilah modern disebut workaholic(gila kerja). Semangat kerja tinggi ini mengantarkan Weber menjadi Profesor ekonomi di universitas Heildelberg pada 1896. pada 1897, ketika karir akademis Weber berkembang, ayahnya meninggal setelah terjadi pertengkarang sengit antar mereka. Tak lama kemudian Weber menunjukkan gejala yang berpuncak pada gangguan saraf. Sering tidak bisa tidur atau bekerja, enam atau tujuh btahun berikutnya di lalaui dalam keadaan mendekati kehancuran total. Setelah masa kosong yang lama, sebagai kekuatan yang mulai pulih di tahun1904, ketika ia memberikan kuliah pertamanya (di Amerika) yang kemudian berlangsung selama 6,5 tahun, Weber mulai mampu aktif kembali dalam kehidupan akadenis. Tahun 1904 dan 1905 ia menerbitkan salah satu terbaiknya, the protestat Ethic and The Spirit of Capitalsm. Dalam karya ini weber banyak menghabiskan waktu untuk belajar agama meski secara pribadi ia tak religius.
Meski terus di anggap maslah oleh psikologis, setelah 1904 Weber mampu memproduksi beberapa karya yang sangat penting, ia menerbitkan hasil studi tentang agama dunia dalam perspekti sejarah dunia (misalnya, cina india dan agama yahudi kuno). Menjelang kematiannya (14 juni 1920)ia menulis karya yang sangat penting, economy and Society. Meski buku ini di terbitkan, dan telah di terjemahkan dalam beberapa bahasa, namun buku ini belum selesai. Selain menulis berjilid – jilid buku dalam periode ini, Weber pun melakukan kegiatan lain, ia membantu mendirikan German Sociological Sosiety di tahun 1910. rumahnya di jadikan pusat pertemuan pakar berbagai cabang ilmu termasuk sosiologi seperti George Simmel, Robert Michelis, dan saudara kandungnya, Alfred, mauopun filsuf dan kritikus sastra Georg Lukacs (Scaff, 1989;186-222).Weber pu aktif dalam aktifitas politik dan menulis tentang masalah politik di masa itu. Ada ketegangan dalam kehidupan Weber dan, yang lebih penting, dalam karyanya, dalam pemikiran birokratis seperti yang tercermin oleh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya. Ketegangan yang tak terselesaikan ini meresapi karya Weber mauun kehidupan pribadinya.

ROBERT K MERTON
A. BIOGRAFI
Mudah mengidentifikasikan guru – guru utama saya, baiak yang dekat maupun yang jauh. Mereka adlah P.A Sorokin, yang mengarahkan saya ke pemikiran sosial eropa dan dengannyalah saya tak pernah putus hubungan meski saya tidak dapat mengikutinya dalam penelitian yang dilakukannya sejak akhir 1930 – an; kemudian Talcott Parson yang lebih muda, yang pemikirannya berpuncak kepada karnya besarnya; Structure of Social Action; ahli biokimia dan sosiolog, L.J Landerson, yang mengajari saya tentang disiplin investigasi ide – ide yang menarik; sejarahwan - ekonom E.F Gay, yang mengajari saya tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat di rekonstruksikan dari arsip; dan dekan ilmu sejarah sains, George Sarton, yang mengizinkan saya bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di bengkel kerjanya yang sangat terkenal di Widener Library of Harvad. Selain guru – guru langsung tersebut saya juga banyak belajar dari dua sosiolog terkemuka:Emile Durkhaim dan Georg Simmel, yang hanya bisa mengajari saya melalui karya – karya peninggalan mereka, dan dari humanis yang sensitifsecara sosiologis, Gilbert Murray. Selama periode hidup saya, saya benyak belajar dari rekan saya, Paul F. Lazarfeld, yang mungkin tak tahu berapa banyak yang diajarkannya kepada saya selama perbincangan dan kerja sama selama lebih dari sepertiga abad.
Menengok kembali kepada karya – karya saya, saya menemukan lebih banyak pola di dalamnya. Sejak awal karya saya, setelah digembleng bertahun - tahun sebagai mahasiswa, saya bertekat untuk mengikuti minat intelektual saya yang terus berkembang. Saya memilih mengadopsi praktik guru tak langsung saya, Durkhaime, ketimbang mengadopsi guru dekat saya, Sarton. Durkhaime berualang kali mengubah subjek yang di pilh untuk di teliti. Dimulai dengan studid divisi sosial tenaga kerjanya, dia memeriksa metode penelitian sosiologi dan kemudian beralih ke subjek bunuh diri, agama, pendidikan moran, dan sosialisme, semuanya sambil mengembangkan orientasi intelektual yang menurutnya dapat secara efektif dapat di kembangkan dengan membahas berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Sarto membahas dengan cara yang berbeda:pada masa – masa awal sebagai sarjana, ia melakukan program riset dalam sejarah sains yang berpuncak pada karya monumentalnya, Introductions [sic] to The Historyof Sciener(yang memuat kisah sampai akhir abad 14)
Yang pertama dari pola – pola ini tampaknya lebih cocok bagi saya. Saya ingin dan masih ingin memajukan teori sosiologi dari struktur sosial dan perubahan kultur yang akan membantu kita memahami bagaimana institusi sosial dan karakter kehidupan dalam masyarakat bisa muncul sebagaimana terlihat sekarang. Perhatian pada sosiologi teoritis ini membuat saya menghindari spesialisasi subjek yang telah lazim dalam sosiologi (dan menurut hemat saya adlah benar), sebagaimana dalam disiplin lainnya yang sedang berkembang. Untuk tujuan saya, studi tentang bermacam – macam subjek sosiologi adalah esensial.
Dalam variasi ini hanya ada satu bidang spesialisasi – sosiologi ilmu pengetahuan yang terus menerus menarik perhatian saya. Sepanjang 1930 – an saya mengabdikan diri sepenuhnya untuk konteks sosial dari sains dan teknologi, khususnya di inggris abad 17, dan berfokus pada konsekuensiyang tidak di antisipasi dari aksi sosial purposif. Saat minat teoritis saya meluas, sepanjang dan sesudah tahun 19404 – an saya mengkaji sumber – sumber sosial dari prilaku yang menyimpang, kerja birokrasi, persesuaian masa, dan komunikasi masyaraka t modern yang kompleks, serta peran intelektual, baik di dalam maupun di luar birokrasi. Pada tahun 1950 – an saya memusatkan perhatian pada pengembangan teori sosiologi tentang unit dasar dari struktur sosial: peran serta status dan model peran yang di pilih orang untuk ditiru dan sebagai sumber nilai sumber yang di adopsi sebagai basis untuk penilaiaan diri (ini kemudian di sebut “teori kelompok referensi”)bersama George Reader dan Patricia Kendall, saya juga melakukan studi sosiologi berskala besar untuk bidang pendidikan medis, dengan tujuan untuk mencari tahu bagaimana berbagai ragam dokter di sosialisasikan dalam sekolah pengobatan yang sama, dan ini di kaitkan dengan karakter profesi sebagai tipe studi pekerjaan. Pada 1960 – an dan 1970 – an saya kembali mengkaji secara intemsif struktur sosial dari sains dan interaksinya dengan struktur kognitif, yang selama dua dekade ini akhirnya menjadi matang. Melalui studi – studi persebut orientasi primer saya adalah menuju konegsi antara teori sosiologi, metode penelitian dan riset empiris substantif.
Saya mengelompokkan minat ini berdasarkan waktu hanya demi kejelasan.tentusaja, perkembangan ini tidak selalu sesuai dengan pembagian waktu seperti itu, Atau tak selalu berjalan berdasarkan penggolongan tersebut di atas.saya sedang mengerjakan karya tentang konsekuensi yang ttak di harapkan dari tindakan sosial yang mengandung tujuan tertentu, dan karena itu merupakan paper yang pertama kali di publikasikan hampir setengah abad yang lalu dan terus berkembang sejak itu. Volume yang lainnya berjudul the Self – Fulfilling Prophecy mengkaji setengah lusin bidang kehidupan sosial yang pertama kali saya sebut dalam paper saya sekitar aepertiga abad yang lalu. Dan jika waktu, kesabaran, dan kapasitas mengizinkan, ada analisah struktur sosial, dengan refrensi spesial pada status set, role set, dan konteks struktur pada sisi struktural, dan fungsi nyata dan tersembunyi, disfungsi dan fungsi alternatif, dan mekaninsme sosial pada sisi fungsional.
Moralitas adalah keniscayaan dan memperlambat kegiatan saya, dan tampaknya tak banyak lagi serial karya di masa depan.