Jumat, 21 September 2007

www.filsafatkita.f2g.net

www.filsafatkita.f2g.net

saudara

http://natae.blogspot.com/

GEORG SIMMEL

GEORG SIMMEL
A. BIOGRAFI
Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. ia mempelajari berbagai cabang ilmu di Universitas Berlin. Tetapi, upaya pertamanya untuk menyusus disertasi di tolak dan salah satu profesor pun mengatakan “kami akan banyak membantu tak mendorongnya ke arah ini(Frisby 1984;23). Meski proposal pertamanya di tolak, ia mempertahankan disertasi dan menerima gelart doktor filsafat tahun 1881. hingga 1914 ia tetapi di Universitas Berlin berstatus tenaga pengajar meski hanya menduduki jabatan yang relatif tak penting sebagai “dosen privat” dari 1885-1900. dia kemudian ia menjadi dosen yang tak di gaji, yang kehidupanya tergantung pada honor dari mahasiswa. Meski honornya kecil, dalam jabatan ini kehidupan ekonominya agak baik karena ia seorang dosen yang cerdas dan menarik banyak mahasiswa yang membanyar.(Frisby, 1981;17;Salomen, 1963/1997). Gaya mengajarnya demikian populer, hingga bahkan orang terpelajar pun mengadiri kuliahnya.
Keterpinggiran Simmel pararel dengan fakta bahwa Simmel adak kontradiktif dan merupakan pribadi yang membingungkan:
Jika kita kumpulkan keterangan yang di tinggalkan oleh teman mahasiswanya di masa itu,kita akan menemukan sejumlah indikasi mengenai Simmel yang kadang-kadang saling bertentangan. Ada yang melukiskannya sebagai orang yang tinggi dan ramping, orang lain melukiskannya sebagai orang pendek dan berpenampilan sedih. Dilaporkan penampilan tidak menarik, khas yahudi, tetapi juga sangat cerdas dan nigrat. Di laporkan pula ia pekerja keras, juga lucu, dan sangat pandai berbicara. Terdengar pula ia sangat pintar( Lukacs, 1991;145)ramah, rapi, tetapi ia pun irasional, kusam dan sembrono (Schnabel di kutip dalam Poggi, 1993;55)
Simmel menilis banyak artikel (“The Metropolis and Mental Life)dan buku the Philosophy of Money. Ia terkenal di kalangan akademisi Jerman, mempunyai pengikut internasional, terutama di Amerika. Di situ karyanya berpengaruh besar dalam kelahiran sosiologi. Tahun 1900 ia menerima penghargaan resmi gelar kehormatan murni dari Universitas Berlin yang tak memberinya status akademisi penuh.Simmel mencoba mendapat berbegai status akademisi, namun ia gagal meski mendpat dukungan sarjan seperti Max Weber. Salah satu alasan yang menyebapkan Simmel gagal adalah karena ia keturunan yahudi, sementara di abad 19 jerman sedang di landa paham anti-yahudi (kasler, 1985) . begitulah, dalam sebuah laporan tentang Simmel yang di tulis untuk materi pendidikan, Simmel di lukiskan sebagai seorang “iarael tulen dalam penampilan luarnya, dalam sikapnya dan dalam cara berpikirnya”(Frisby, 1981;25)alasan lain adalah jenis karya yang di hasilkan. Banyak artikel di muat dlam koran dan majalah; yang di tulis untuk konsumen lebih umum ketimbang untuk sosiologi semata (Rammstedt, 1991). Lagi pula ia tak memegang jabatan akademisi reguler terpeksa ia mencari nafkah melalui ceramah umum. Peminat tulisannya maupun ceramanya lebih banyak intelektual publik ketimbang sosiologi profesional dan ini cenderung menimbulkan penilaian yang melecehkan diri rekan seprofesinya, misalnya salah seorang rekan sezaman mengutuknya karena “pengruhnya…terhadap suasana umum dan, teritama, terhadap jurnalisme”(Troeltsch di kutip dalam Frisby, 1981;13). Kegagalan personal Simmel pun dapat di kaitkan dengan rendahnya penghargaan akademisi jerman terhadap sosiologi ketika itu.
Tahun 1914 Simmel akhirnya dianggkat sebagai dosen tetapi di Universitas kecil (Strasbourg), tetapi sekali lagi ia merasa sebagai orang asing. Di satu sisi ia menyesal meninggalkan peminat ceramahnya di Berlin. Istrinya menyurati Max Weber;”George meninggalkan peminatnya dengan sedih…mahasiswa di berlin itu sangat simpatik dan setia…inilah keberangkatan ke puncak kehidupan”(Frisby, 1981;29).di sisi lain Simmel tak meras menjadi bagian kehidupan dari Universitas barunya itu.ia menyurati istri Weber;”hampir tak ada yang dapat kami laporkan, kami hidup……menyendiri, tertutup, acuh tak acuh, terpencil dari kehidupan luar. Kegiatan akademisi = 0 orangnya…asing dan bermusuhan secara diam-diam.”(Frisby, 1983;32). Perang dunia 1 pecah segera setelah Simmel di angkat menjadi dosen Strasbourg. Ruang kuliah di ubah menjadi rumah sakit militer dan mahasiswa ikut berperang. Demikianlah Simmel tetap menjadi kokoh marjinal di dunia akademisi Jerman sehingga kematihan tahun 1918. ia tak pernah mendapat karir akademisi yang normal. Bagaimanapun juga Simmel menarik perhatian sejumlah besar mahasiswa di zamannya dan kemasyhurannya sebagai seorang sejarah terpelihara bertahun-tahun.

PETER M. BALU

PETER M. BALU
A. BIOGRAFI
Blau lahir di Wina, Austria, 7 Februari 1918. ia bermigrasi ke AS tahun 1939 dan menjadi warga AS tahun 1943. tahun 1942 ia menerima gelar BA dari Elmhrst College di
Elmhurst,Illionis. Pendidikannya terganggu karena perang dubia ke II dan ia bergabung dengan AD dan menerima pengharsgaan the Browzer Star. Setelah perang ia kembali ke sekolah dan menyeledaikan pendidikannya, menerima Ph.D. dari universitas Columbia tahun 1952.
Blau mendapatkan penghargaan luas pertama dalam sosiologi karena sumbangannya dalam studi tentang organisasi formal. Hasil studi empirisnya tentang organisasi dan buku ajar yang di tulisnya tentang organisasi formal masih tetap di kutip secara luas dan ia terus memberikan sumbangan yang berarti terhadap kajian tentang organisasi formal ini. Ia pun menulis bersama Otis Dudley Ducan, the American Occupational Structure yang memenangkan hadiah bergengsi Sorokin Award. Dari the American Sociological Assosiations tahun 1968. buku itu merupakan konstribusi yang sangat penting studi sosiologi tentang stratifikasi sosial.
Meskipun ia terkenal berbagai karya, yang menjadi sasaran perhatian kita di sini adalah kontribusi Blau terhadap sosiologi. Yang menarik adalah ia telah memberikan kontribusi penting terhadap dua orientasi teoritis yang berbeda. Bukunya Exchange and Power ini sicial live (1964) merupakan komponen utama teori pertukaran masa kini. Kontribusi utama Blau tentang teori pertukaran pada kelompok primer pada berskala kecil di cobadi terapkan pada kelompok besar, meski mengandung beberapa kelemahan, karya itu merupakan upaya penting untuk mengintegrasikan secara teoritis masalah sosiologi berskala luas dan berskala kecil. Blau pun berada di barisan terdepan pakar struktural . selama masa jabatannya selaku presiden The American Sociological Association (1973-1974)ia menjadi teori struktural ini sebagai tema pertemuan tahunan asosiasi sosiologi itu. Sejak itu ia telah menerbitkan buku dan artikel yang di rencanakan untuk menjelaskan dan mengembangkan teori struktural. Karya dibidang ini adalah the Struktural Contexts of Opportunities(1994) dan crosscutting Social Circles edisi ke dua(Blau dan Schwartz, 1997).
Peter Blau meninggal pada 12 Maret 2002.

TALCOTT PARSON

TALCOTT PARSON
A. BIOGRAFI
Parson lahir tahun 1902 di Colorado Spring, Colorado. Ia berasal dari latar belakang religius dan intelektual. Ayahnya seorang pendeta, profesor dan kemudian menjadi rektor sebuah perguruan tinggi kecil. Parson mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Amherst tahun 1924 dan menyiapkan disertasinya di London School of Economics. Di tahun berikutnya ia pindah ke Heidelberg Jerman.Max Weber lama berkarier di Heidelberg dann meski ia meninggal 5 tahun sebelum kedatangan Parson, pengeruh Weber tetap bertahan jandanya terus menyelenggarakan diskusi ilmiah dirumahnya dan Parson menghadirinya. Parson sangat di pengaruhi karya Weber dan akhirnys menulis disertasi di Heidelberg, yang sebagian menjelaskan karya Weber.
Parson mengajar di Harvad pada 1927 dan meski berganti jurusan beberapa kali, ia tetap di Harvad hingga akhir hanyatnya tahun 1979. kemajuan karirnya tidak begitu cepat, ia tidak mendapatkan jabatan profesor hingga tahun 1939. dua tahun selanjutnya ia menerbitkan The Structure of Social Actions , sebuah buku yang tak hanya memperkenalkan pemikiran sosiologi utama seperti Weber kepada sejumlah sosiolog, tetapi juga meletakkan landasan bagi teori yang dikembangkan Parson sendiri.
Sesudah itu karier akademisi Parson maju pesat. Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di harvad pada tahun 1944 dan dua tahun kemudian mendirikan departemen hubungan sosial, yang tak hanya memasukkan sosiologi tetapi juga sarjana ilmu sosial lainnya. Tahun 1949, ia terpilih menjadi presiden the American Sociological Asosiation. Tahun 1950 – an dan menjelang tahun 1960 – an, dengan di terbitkan buku seperti the social system (1951) Parson menjadi tokoh dominan dalam sosiologi America.
Tetapi, di akhir 1960 – an Parson mendapat serangan dari sayap radikal Sosiologi Amerika yang baru muncul. Parson di nilai berpandangan berpolitik konservatif dan teorinya di anggap sebagai konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema kategorosasi yang rumit. Tetapi, tahun 1980 – an timbul kembali perhatian terhadap teori parson, tak hanya di Amerika Serikat tetapi seluruh dunia (Alexander, 1982;83, Buxtok, 1985;Camic, 1990;Holton dn Turner, 1986;Sciulli dan Gerstein, 1985)Harton dan Tuner mungkin terlalu berlebihan ketika mengatakan bahwa “karya Parson mencerminkan sumbangan yang lebih berpengaruh terhadap teori sosiologi ketimbang Marx, Weber, Durkhaime, atau pengikut mereka masa kini sekalipun”(1986;13).pemikiran Parson tidak hanya mempengaruhi pemikiran konservatif, tetapi juga teoritis neo – marxian, tentunya Jurgen Hebermas.
Setelah kematian Parson sejumlah bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog yang sangat terkenal, merenungkan arti penting teorinyamaupun penciptaan teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini mengemukakan pengertian menarik tentang Parson dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parson yang di reproduksi di sini bukan di maksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal, tetapi di maksidkan untuk mengemukakan pandangan selintas yang provokatif mengenai parson dan karya karyanya.
Robert Merton adalah salah seorang mahasiswanya ketika Parson baru saja mulai mengajar di Harvad. Merton yang menjadi teoritis terkenal karena teori ciptaannya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvad di tahun tahun itu bukan kehendak belajar dengan Parson, tetai dengan Sorokin, anggota senior jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama Parsons (Zafirovski, 2001)
Generasi mahasiswa pascasarjana yang paling awal datang ke Harvad, dan tak seorang pun yang ingin belajar dengan parson. Mereka tak mungkin berbuat demikian selain kareasna alasan paling sederhana: pada 1931 ia belum di kenal publik apalagi sebagai seorang sosiolog. Meski kami mahasiswa yang belajar dengan Sorokin yang masyhur, sehingga dari kami diharuskan bekerja dengan Parson yang tak terkenal itu.(Merton,1980-69).
Celaan Merton tentang kuliah pertama Parson dalam teori, juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis unrtuk salah satu buku teori paling berpengaruhdalam sejarah sosiologi:
Lama sebelum Parson menjadi salah seorang tokoh tua terkenaldi dunia sosiologi, bagi kami mahasiswa angkatan paling awal, dia adalah seorang pemuda yang sudah tua. Kemasyurannyaberawal dari kuliah pertamanya dalam teori yang keudian menjadi inti karya besarnya The Structure of Social Action, yang tidak terbih hingga lima tahun setelah publikasi lisan di kelas.( Merton,1980-70).
Meski tak semua orang sependapat dengan penilaiaan positif Merton tentang Parson , mereka akan mengakui penilaian berikut.
Kematian Parson menandai berakhirnya suatu era dalam sosiologi. Ketika (suatu era baru)di mulai. Era itu akan di bentengi oleh tradisi besar pemikiran sosiologi yang ia tinggalkan untuk kita(Merton,1980-71)

MAX WEBER

MAX WEBER
A. Biografi
Max Weber lahir di Erfurt, jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan penting antara kedua orang tuanya berpengaruh besar terhadap orientasi intelektual dan perkembangan psikologi Weber.ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan dan sebagai akibatnya menjauhkan diri dari setia aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan diri atau yang dapat menimbuklkan ancaman terhadap kedudukan dalam sistem. Lagipula sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbegai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya. Ibu Max Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (ascetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat.ia terganggu aloh ketidak sempurnaan yang dianggap pertanda bahwa ia tidak di takdirkan akan mendapat keselamatan diakhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebapkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak bersar pada Weber.
Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tunanya yang bertolak belakang itu. Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas (Mariane Weber,1975;62) mula- mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihan, ketegangan yang dihasilkan kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan ini berpengaruh negatif terhadap kejiwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari runah, belajar di Universitas Heildelberg,Weber telah menunjukkan kematangan intelektual, tetapi ketika masuk Universitas ia masih tergolong terbelakang dan pemelu dalam bergaul. Sifat ini cepat berubah ketika ia condong pada gaya hidup ayahnya dan bergabung dengan kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayaahnya dulu.secara sosial ia mulai berkembang, sebagai karena terbiasa minum bir dengan teman – temannya. Lagipula ia dengan bangga memamerkan parutan akibat perkelahiaan yang menjadi cap kelompok persaudaraan mahasiswa seperti itu,dalam hal ini Weber tak hanya menunjukkan jati dirinya sama dengan pandangan ayahnya tetai juga pada waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.
Setelah kuliah tiga semester weber meninggalkan Heildelberg untuk dinas militer dan tahun 1884 ia kembali ke berlin, kerumah orangtuanya, dan belajar di Universitas Berlin. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuk menyelesaikan studi hingga mendapat gelar Ph,d,menjadi pengacara dan mulai mengejar di Universitas Berlin, dalamproses itu minat belajarnya bergeser ekonomi, sejarah, dan sosiologi yang menjadi sasaran perhatiaanya selama sisia hidupnya. Selama 8 tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada ayahnya, suatu keadaan yang segera tak disukainya. Pada waktu bersamaan ia beralih lebih mendekat nilai – nilai ibunya dan anti pati terhadap ayahnya meningkat (asceptic) dan memusatkan perhatian sepenuhnya untuk studi. Misalnya, selama satu semester sebagai mahasiswa, kebiasaan kerjanya di lukiskan sebagai berikut,”dia terus mempraktikkan disiplin kerja yang kaku, mengatur kehidupannya berdasakkan pembagiaan jam – jam kegiatan ruti sehari – hari kepada bagian – bagian secara tepat untuk berbagai hal. Berhemat menurut caranya, makan malam sendiri di kamarnya dengan 1 pot dagung sapi dan 4 buah telur goreng”(Mitzman, 1969/1971;48;mariane, Weber,1975;105 ), jadi, dengan mengikuti ibunya, weber mengalami hidup prihatin, raajin, bersemangat kerja tinggi – dalam istilsh dalam istilah modern disebut workaholic(gila kerja). Semangat kerja tinggi ini mengantarkan Weber menjadi Profesor ekonomi di universitas Heildelberg pada 1896. pada 1897, ketika karir akademis Weber berkembang, ayahnya meninggal setelah terjadi pertengkarang sengit antar mereka. Tak lama kemudian Weber menunjukkan gejala yang berpuncak pada gangguan saraf. Sering tidak bisa tidur atau bekerja, enam atau tujuh btahun berikutnya di lalaui dalam keadaan mendekati kehancuran total. Setelah masa kosong yang lama, sebagai kekuatan yang mulai pulih di tahun1904, ketika ia memberikan kuliah pertamanya (di Amerika) yang kemudian berlangsung selama 6,5 tahun, Weber mulai mampu aktif kembali dalam kehidupan akadenis. Tahun 1904 dan 1905 ia menerbitkan salah satu terbaiknya, the protestat Ethic and The Spirit of Capitalsm. Dalam karya ini weber banyak menghabiskan waktu untuk belajar agama meski secara pribadi ia tak religius.
Meski terus di anggap maslah oleh psikologis, setelah 1904 Weber mampu memproduksi beberapa karya yang sangat penting, ia menerbitkan hasil studi tentang agama dunia dalam perspekti sejarah dunia (misalnya, cina india dan agama yahudi kuno). Menjelang kematiannya (14 juni 1920)ia menulis karya yang sangat penting, economy and Society. Meski buku ini di terbitkan, dan telah di terjemahkan dalam beberapa bahasa, namun buku ini belum selesai. Selain menulis berjilid – jilid buku dalam periode ini, Weber pun melakukan kegiatan lain, ia membantu mendirikan German Sociological Sosiety di tahun 1910. rumahnya di jadikan pusat pertemuan pakar berbagai cabang ilmu termasuk sosiologi seperti George Simmel, Robert Michelis, dan saudara kandungnya, Alfred, mauopun filsuf dan kritikus sastra Georg Lukacs (Scaff, 1989;186-222).Weber pu aktif dalam aktifitas politik dan menulis tentang masalah politik di masa itu. Ada ketegangan dalam kehidupan Weber dan, yang lebih penting, dalam karyanya, dalam pemikiran birokratis seperti yang tercermin oleh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya. Ketegangan yang tak terselesaikan ini meresapi karya Weber mauun kehidupan pribadinya.

ROBERT K MERTON
A. BIOGRAFI
Mudah mengidentifikasikan guru – guru utama saya, baiak yang dekat maupun yang jauh. Mereka adlah P.A Sorokin, yang mengarahkan saya ke pemikiran sosial eropa dan dengannyalah saya tak pernah putus hubungan meski saya tidak dapat mengikutinya dalam penelitian yang dilakukannya sejak akhir 1930 – an; kemudian Talcott Parson yang lebih muda, yang pemikirannya berpuncak kepada karnya besarnya; Structure of Social Action; ahli biokimia dan sosiolog, L.J Landerson, yang mengajari saya tentang disiplin investigasi ide – ide yang menarik; sejarahwan - ekonom E.F Gay, yang mengajari saya tentang pembangunan ekonomi sebagai sesuatu yang dapat di rekonstruksikan dari arsip; dan dekan ilmu sejarah sains, George Sarton, yang mengizinkan saya bekerja di bawah bimbingannya selama beberapa tahun di bengkel kerjanya yang sangat terkenal di Widener Library of Harvad. Selain guru – guru langsung tersebut saya juga banyak belajar dari dua sosiolog terkemuka:Emile Durkhaim dan Georg Simmel, yang hanya bisa mengajari saya melalui karya – karya peninggalan mereka, dan dari humanis yang sensitifsecara sosiologis, Gilbert Murray. Selama periode hidup saya, saya benyak belajar dari rekan saya, Paul F. Lazarfeld, yang mungkin tak tahu berapa banyak yang diajarkannya kepada saya selama perbincangan dan kerja sama selama lebih dari sepertiga abad.
Menengok kembali kepada karya – karya saya, saya menemukan lebih banyak pola di dalamnya. Sejak awal karya saya, setelah digembleng bertahun - tahun sebagai mahasiswa, saya bertekat untuk mengikuti minat intelektual saya yang terus berkembang. Saya memilih mengadopsi praktik guru tak langsung saya, Durkhaime, ketimbang mengadopsi guru dekat saya, Sarton. Durkhaime berualang kali mengubah subjek yang di pilh untuk di teliti. Dimulai dengan studid divisi sosial tenaga kerjanya, dia memeriksa metode penelitian sosiologi dan kemudian beralih ke subjek bunuh diri, agama, pendidikan moran, dan sosialisme, semuanya sambil mengembangkan orientasi intelektual yang menurutnya dapat secara efektif dapat di kembangkan dengan membahas berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Sarto membahas dengan cara yang berbeda:pada masa – masa awal sebagai sarjana, ia melakukan program riset dalam sejarah sains yang berpuncak pada karya monumentalnya, Introductions [sic] to The Historyof Sciener(yang memuat kisah sampai akhir abad 14)
Yang pertama dari pola – pola ini tampaknya lebih cocok bagi saya. Saya ingin dan masih ingin memajukan teori sosiologi dari struktur sosial dan perubahan kultur yang akan membantu kita memahami bagaimana institusi sosial dan karakter kehidupan dalam masyarakat bisa muncul sebagaimana terlihat sekarang. Perhatian pada sosiologi teoritis ini membuat saya menghindari spesialisasi subjek yang telah lazim dalam sosiologi (dan menurut hemat saya adlah benar), sebagaimana dalam disiplin lainnya yang sedang berkembang. Untuk tujuan saya, studi tentang bermacam – macam subjek sosiologi adalah esensial.
Dalam variasi ini hanya ada satu bidang spesialisasi – sosiologi ilmu pengetahuan yang terus menerus menarik perhatian saya. Sepanjang 1930 – an saya mengabdikan diri sepenuhnya untuk konteks sosial dari sains dan teknologi, khususnya di inggris abad 17, dan berfokus pada konsekuensiyang tidak di antisipasi dari aksi sosial purposif. Saat minat teoritis saya meluas, sepanjang dan sesudah tahun 19404 – an saya mengkaji sumber – sumber sosial dari prilaku yang menyimpang, kerja birokrasi, persesuaian masa, dan komunikasi masyaraka t modern yang kompleks, serta peran intelektual, baik di dalam maupun di luar birokrasi. Pada tahun 1950 – an saya memusatkan perhatian pada pengembangan teori sosiologi tentang unit dasar dari struktur sosial: peran serta status dan model peran yang di pilih orang untuk ditiru dan sebagai sumber nilai sumber yang di adopsi sebagai basis untuk penilaiaan diri (ini kemudian di sebut “teori kelompok referensi”)bersama George Reader dan Patricia Kendall, saya juga melakukan studi sosiologi berskala besar untuk bidang pendidikan medis, dengan tujuan untuk mencari tahu bagaimana berbagai ragam dokter di sosialisasikan dalam sekolah pengobatan yang sama, dan ini di kaitkan dengan karakter profesi sebagai tipe studi pekerjaan. Pada 1960 – an dan 1970 – an saya kembali mengkaji secara intemsif struktur sosial dari sains dan interaksinya dengan struktur kognitif, yang selama dua dekade ini akhirnya menjadi matang. Melalui studi – studi persebut orientasi primer saya adalah menuju konegsi antara teori sosiologi, metode penelitian dan riset empiris substantif.
Saya mengelompokkan minat ini berdasarkan waktu hanya demi kejelasan.tentusaja, perkembangan ini tidak selalu sesuai dengan pembagian waktu seperti itu, Atau tak selalu berjalan berdasarkan penggolongan tersebut di atas.saya sedang mengerjakan karya tentang konsekuensi yang ttak di harapkan dari tindakan sosial yang mengandung tujuan tertentu, dan karena itu merupakan paper yang pertama kali di publikasikan hampir setengah abad yang lalu dan terus berkembang sejak itu. Volume yang lainnya berjudul the Self – Fulfilling Prophecy mengkaji setengah lusin bidang kehidupan sosial yang pertama kali saya sebut dalam paper saya sekitar aepertiga abad yang lalu. Dan jika waktu, kesabaran, dan kapasitas mengizinkan, ada analisah struktur sosial, dengan refrensi spesial pada status set, role set, dan konteks struktur pada sisi struktural, dan fungsi nyata dan tersembunyi, disfungsi dan fungsi alternatif, dan mekaninsme sosial pada sisi fungsional.
Moralitas adalah keniscayaan dan memperlambat kegiatan saya, dan tampaknya tak banyak lagi serial karya di masa depan.

JAMES COLOMAN

JAMES COLOMAN
A. BIOGRAFI
Colomen mempunya bermacam karier hebat dalam sosiologi; julukan ”teoritis “ hanya salah satu dari beberapa julukan yang dapat di terapkan padanya.ia menerima Ph.D dari Universitas Colombia tahun 1955, dan setahuh kemudian ia memulai karier akademisnya sebagai asisten Profesor di Univesitas Chicago (tahun 1973, ia kembali ke universutas ini setelah 14 tahun menerapkan di Univesitas jonh Hopkins dan melanjutkan karirnya di Chicago hingga akhir hanyatnya). Di tauhun yang sama ia mulai mengajar di Chicago, Colomen menjadi penulis Junior (bersama S.M Lipset dan Martin A Trow) salah satu studi menonjol dalam sejarah sosiologi industri , berjudul Union Democracy (disertasi Colommen di Colombia yang di bimbing oleh Lipset, menganalisis beberapa maslah yang di bahas dalam Union Democracy). Coloman kemudian mengalihkan perhatiannya kepada studi tentang pemuda dan pendidikan. Hasilnya puncaknya berupa laporan pemerintah federal (yang secara luas di kenal “coloman Report”) yang membantu melahirkan kebijakan yang sangat kontroversial mengenai pengakuan anak sekolah dengan bus sebagai metode untuk mencapai persamaan hak menurut ras di sekolah sekolah Amerika. Melalui karya inilah Coloman mendapat pengalaman praktis yang lebih besar dari pada yang di dapat sosiologi Amerika lainnya. Selanjutnya ia mengalihkan perhatiaanya dari kehidupan praktis ke suasana murni sosiologi matematika (terutama Introduction to Matematical sociologi [1964]dan The Matematics of Collective Actions [1973]). Di tahun – tahun kemudian Coleman beralih ke teori sosiologi terutama teori pilihan rasional dengan di terbitkannya buku Foundations of Social Theory (Coleman,1990) dan tahun 1989 mendirika Jurnal Rationality And Society. Kumpulan karya yang di terbitkan dalam jurnal ini mencerminkan keanaka ragaman yang hampir tak dapat di percaya dan itu belum termsuk dalam bahasa ringkas 28 buku dan 31 artikel yang tercatat di ringkasan Coleman.
Coleman menerima gelar Bachelor of Science dari Univesitas Purdue tahun 1949 dan bekerja sebagai ahli kimia untuk Eastman Kodak sebelum masuk ke departeman sosiologi Univesitas Colombia tahun 1951. Coleman sangat di pengaruhi oleh Robert K. Merton (lihat bab 3)terutama kuliahnya tentang Durkhaime dan faktor sosial sebagai penentu prilaku individu. Ia pun mendapat pengaruh dari pakar metodologi Paul Lazars Feal. Minatnya terhadap metode kuatitatif dan sosiologi matematis berasal dari Lazars feal. Seymour Martin Lipset adalah orang ke tiga yang sangat mempengaruhi Coleman . Coleman di ajak Lipse menjadi anggota tim junior rise Lipse, dengan demikian akhirnya berpartisi pasi menyusun laporan yang berjudul Union Democracy. Demikianlah, pendidikan S1 sudah memberi Coleman penguasaan metode yang kuat, metode dengan hubungan antara keduanya dalam riset empiris inilah model yang di cita-citakan semua sosiologi
Berdasarkan pengalaman itu Coleman melukiskan visinya mengenai studi sosiologi ketika ia menamatkan S1 dan memulai kariri profesionalnya:
Sosiologi….harus menjadi sistem sosial (yang kecil atau yang besar)sebagai unit analisis ketimbang individu, namun harus menggunakan metode kuantitatif, meninggalkan teknik-teknik yang sistematis yang membuka peluang keterlibatan kecenderungan peneliti dan menutup peluang untuk menirikan atau melakukan penelitian ulang dan terbatas kemampuannya untuk menjelaskan. Mengapa saya dan mahasiswa di Columbia ketika itu mempunyai visi ini. Saya yakin visi ini adalah kombinasi unik dari visi Merton dan Lazarsfeld.
(Coleman, 1994;30-31)
Pendekatan Coleman telah berubah, tetapi tidak sebanyak yang di perkirakannya. Contoh, mengenai karya tentang pemainan simulasi sosial di johns Hopskins di tahun 1960-an, ia mengatakan, “karya itu menyebapkan orientasi teoritis saya dari sifat yang tak hanya menentuka tindakan (seperti hasil studi Durkhaime tentang bunuh diri)ke pandangan bahwa sistem juga adalah akibat dari tindakan yang kadang – kadang di harapkan, kadang – kadang tak di harapkan”(Coleman 1994;33). Dengan demikian Coleman memerlukan teori tindakan dan ia memilih yang lazim di terima ke banyakan pakar ilmu ekonomi.
Tugas sosiologi yang terberat adalah membangun sebuah teori yang mengalihkan perhatiannya dari tindakan tingkat mikro ke norma, nilai sosial, distribusi status dan konflik sosial tingkat mokro.(Coleman, 1994;33)
Perhatian ini yang menjelaskan mengapa Coleman mengambil landasan teorinya dari ilmu ekonomi:
Yang membedakan iolmu ekonomi dengan ilmu sosial lain bukanlah penggunaan “pilihan rasional”nya tetapi penggunaan sebagai model analisis yang memungkinkan bergerak antara tingkat tindakan individu dan tingkat fungsi sistem. Dengan menggunakan dua asumsi, bahwa tindakan individu rasional dan pasar adalah “sempurna” dengan komunikasi penuh, analisi ekonomi mampu menghubungkan fungsi sistem tingkat makro dengan tindakan individu di tingkat mikro.(Coleman, 1994;32)
Aspek lain visi Coleman mengenai sosiologi adalah bahwa sosiologui harus dapat di gunakan untuk merumuskan kebijakan sosial, terutama teori ini mengatakan, “salah satu kreteria untuk menilai karya dalam teori sosial adalah kegunaan potensial untuk memberitahukan kebijakan sosial”(Coleman, 1944;33). Tidak banyak sosiolog yang tak sepakat dengan tujuan Coleman menghubungkan teori, metode, kebijakan sosial, makin banyak juga yang tak sepakat dengan cara yang di pilih Coleman dalam menghubung-hubungkan. Apakah mereka setuju atau tidak dengan tujuan utama Coleman itu, sosiolog di masa datang akan di tantang oleh kebutuhan untuk bekerja lebih baik dalam menghubungkan ketiga aspek kunci praktik sosiologi ini, dan sebagian mereka akan menemukan sebuah model yang berguna dalam karya Coleman……..(Coleman meninggal 25 Maret 1995).

HERBERT SPENCER

HERBERT SPENCER
A. BIOGRAFI
Spencer lahir di Derby, Inggris, 27 April 1820. ia tak belajar seni Humaniora, tetapi di bidang teknik dan bidang utilitarian. Tahun 1837 ia mulai bekerja sebagai seorang insinyur sipil jalan kereta api, jabatan yang di pegangnya hingga tahun 1846.selama periode ini Spencer melanjutskan studi atas biaya sendiri dan mulai menerbitkan karya ilmiah dan politik.tahun 1848 spenser di tunjuk sebagai redaktur the economis dan gagasan intelektualnya mulai mantap. Tahun1850 ia menyelesaikan karya besar pertamanya, Social Statis. Selama menulis karya ini Spencer untuk pertama kalinya mengalami insomnia (tidak bisa tidur)dan dalam beberapa tahun berikutnya maslahmental dan fisiknya ini terus mengikat. Ia menderita gangguan syaraf sepanjang sisa hidupnya.
Tahun 1853 Spencer menerima harta warisan yang memungkinkan berhenti bekerja dan menjalani hidupnya sebagai seorang sarjana bebas. Ia tak pernah memperoleh gelar kesarjanaan Universitas atau memangku jabatan akademis. Karena ia mekin menutup diri, dan penyakit fisik dan mental semakin parah, produktifitasnya sebagai seorang sarjana makin menurun.akhirnya Spencer mencapai puncak kemasyuran tak hanya di inggris tetapi juga reputasi internesional. Richard Hofstadter mengatakan “selama tiga dekade sesudah perang saudara, orang tak akan mungkin aktif berkarya di bidang intelektual apapun tanpa menguasai(pemikiran)Spencer”(1959;33)salah seorang pendukungnya adlah industrialis terkenal Andrew Carnegie. Selaku pengikut, Carnegie pernah menyerati spencer menjelang akhir hanyatnya tahun 1903.
Guru yang tercinta…anda menemuiku tiap hari dalam pikiranku dan terus – menerus muncul pertanyaan “mengapa” – mengapa dia harus berbohong?mengapa dia harus pergi?....dunia tidak menyadari keistimewaan pikirannya…namun suatu hari nanti dunia akan menyadari ajarannya dan akan menghormati Spencer sebagai manusia besar (carnegie, di kutip dalaam pee, 1971;2)
Namun nasib Spencer ternyata tidak seperti itu.salah satu watak Spencer yang paling menarik yang menjadi penyebab kerusakan intelektualnya adalah keengganannya membaca buku orang lain. Dalam hal ini ia sama dengan tokoh sosioligi awal Auguste Comte yang mengalami gangguan otak. Mengenal keengganannya membaca buku orang lain, Spencer berkata: “aku telah menjadi pemikir sepanjang hidup, bukan menjadi pembaca, aku sependapat apa yang di katakan Hobbea jika membaca sebanyak yang di baca orang lain, aku akan mengetahui sedikityang mereka ketahui itu”(Wilstshire’1978;67).temannya pernah meminta pendapatnya tentang buku, dan “jawabannya adalah bila membaca buku ia melihat asumsi fundamental buku itu keliru dan karena itulah ia tak mau membaca buku”( Wilstshire’1978;67).Seorang pengarang menulis tentang “cara Spencer dalam menyerap peengetahuan melalui kekuatan kulitnya …….ia rupanya tak pernah membaca buku”( Wilstshire’1978;67).
Bila ia tak pernah membaca karya sarjana lain, lalu dari mana gagasan dan pemahaman Spencer berasal. Menurut Spencer, ide – idennya muncul tanpa sengaja dan secara intuitif dari pikirannya. Ia mengatakan bahwa gagasannya muncul “sedikit demi sedikit, secara rendah hati tanpa disengaja ataupun upaya keras”( Wilstshire’1978;66). Intuisi seperti itu di anggap Spencer jauh lebih efektif ketimbang uppaya berfikir dan belajar tekun:”pemecahan yang di capai melalui cara yang dilukiskan itu memungkinkan lebih benar ketimbang yang di capai dengan pemikiran”( Wilstshire’1978;66)
Spencer menderita karena enggan membaca secara serius karya orang lain. Sebenarnya, jika ia membaca karya orang lain, itu di lakukan hanya sekedar untuk menemukan pembenaran pendapatnya sendiri. Ia mengabaikan gagasan orang lain yang tak mengakui gagasannya. Demikianlah, Charles Darwin, pakar sezamannya. Berkata tentang Spencer “jika ia mau melatih dirinya untuk mengamati lebih banyak, dengan resiko kehilangan sebagian kekuatan berpikirnya sekalipun, tentulah ia telah menjadi seseorang yang hebat”(Wiltshire, 1978;70).pengabaiaan Spencer terhadap aturan ilmu pengetahuan menyebapkan ia membuat serentetan gagasan kasar dan pernyataan yang belum di buktikan kebenarannya mengenai evolusi kehidupan manusia. Karena itulah sosiologi abad 20 menplak gagasan Spencer dan menggantinya dengan riset ilmiah dan riset empiris yang tekun. Spencer meninggal 8 Desember 1903.

SIGMUND FREUD

SIGMUND FREUD
A. BIOGRAFI
Tokoh utama lain dalam ilmu sosial jerman di akhir tahun 1800-an dan awal 1800-an adalah Freud. Meski bukan sosiolog, ia mempengaruhi karya beberapa sosiolog (misalnya, Parson dan Norbert Elias) dan selanjutnya hingga ke para teoritis sosial (chodorow,1990; Elliot, 1992; Keye, 1991;Kurzweil, 1995).Freud lahir di Freiberg, di kota Astro-Hongaria, 6 Mei 1856. Tahun 1859 keluarganya pindah ke wina dan taun 1873 Freud masuk Fakultas kedokteran Universitas Wina.Freud lebih tertarik pada sains ketimbang kedokteran dan bekerja di labotarium fisiologi. Ia menyelesaikan studi kedokterannya dan setelah meninggalkan labotarium tahun 1882 ia bekerja di sebuah rumah sakit dan kemudian membuka praktik spesialis penyakit syaraf.Ferud-lah yang pertama kali mengemukakan hipnosisdalam upanya meneliti sejenis gangguan saraf yang sekarang di kenal histeria. Teknik analisanya di pelajari dari Jeans Martin Charcot di Paris tahun 1885. kemudian ia menerapkan teknik yang di rintis oleh Joseps Breuer, rekannya seorang dokter dari Wina. Dengan teknik ini gejala histeria akan lenyap jika pasien mau menceritakan seluruh keadaan sejak dari awal munculnya gejala itu. Tahun 1895, bersama Breuer, Freud menerbitkan buku dengan serentetan implikasi revolusioner seperti Histeria adalah bersifat psikologi (bukan fisiologi seperti yang dinyakini orang sebelumnya)dan terapinya memerlukan percakapan terus menerus tentang sebab yang sebenarnya. Demikianlah cara praktik dan psikoanalisis. Freud mulai bekerja sama dengan Breuer ketika ia hendak meneliti faktor seksual, atau lebih umum lagi faktor libido sebagai akar penyebab neuroris. Beberapa tahun kemudian Freud menyarikan teknik terapinya dan banyak sekali menulis tentang gagasan barunya ini.
Tahun 1902 Freud mulai mengumpulkan sejumlah muridnya dan mengadakan pertemuan sekali seminggu di rumahnya. Tahun 1903 atau 1904 orang lain (seperti Carl jung) mulai menggunakan gagasan Freud dalam praktik psikiatri mereka. Tahun berikutnya di mulai kongres psikoanalisis pertama dan setahun kemudian dimulai periode penyebaran pengetauan psikoanalisis. Segera setelah lembaga penyebaran pengetahuan psikoanalisis ini terbentuk, bidang psikoanalisis ini pun terpecah karena Freud bentrok dengan orang seperti Carl jung. Mereka keluar dari lembaga awal itu dan membentuk kelompok mereka sendiri. Perang dunia 1 memperlambat perkembangan psikoanalis, tetapi setelah tahun 1920 ilmu ini berkembang pesat. Dengan kemunculan nazisme pusat kajian psikoanalisis piundah ke Amerika dan berlanjut hingga kini. Tetapi, Freud tetapi di Wina hingga nazi merebut Wina 1938 karena ia adalah keturunan yahudi. Tanggal 4 Juni 1938 Freud meninggalkann Wina segera setelah membayar uang tebusan dan presiden Roosevelt memohon pengampunan Freud . Freud menderita kangker rahang sejak 1923 dan meninggal di london 23 September 1939.

ERVING GOFFMAN

ERVING GOFFMAN
A. BIOGRAFI
Erving Goffman wafat tahun 1982 ketika berada di puncak ketenarannya. Ia sejak lama di anggap sebagai tokoh “Pujaan” dalam teori sosiologi. Status ini telah di capai walaupun ia lama menjadi Profesor di jurusan sosiologi bergengsi du universitas California, Berkeley dan kemudian menjadi ketua di liga Ivy, Universitas Pennsylvania.
Menjalang 1980 – an ia tampil sebagai teoritis yang sangat penting. Di tahun kematiannya sebenarnya ia terpilih sebagai presiden The America Sociological Association, tetapi memungkinkan menyampaikan pidato pengengkatannya karena ia terkena penytakit. Berkenaan dengan status Goffman ini, Randall Collins dalam pidatonya menyatakan “tiap orang ingin tahu apa yang akan di sampaikan dalam pidato pelantikan menjadi presiden Assosiasi sosiologi:presentasi tradisional langsung jelas tak mungkin di laksanakan oleh Goffman berkenaan dengan reputasinya sebagai seorang yang menentang pemujaan lembaga – lembaga sosial yang ada… kami menerima pesan yang lebih dramatis; pidato pelantikan di batalkan, Goffman meninggal. Itu adalah jalan keluar Goffmania yang tepat.”(1986b;112)
Gofman lahir di Alberta, Canada, 11 juni 1922 (Williams, 1986). Ia menerima gelar dokternya di Universitas Chicago dan sering sekali di anggap sebagai anggota aliran Chicago dan sebagai teoritis interaksionalisme simbolik. Tetapi, ketika ia di tanya tak lama sebelum meninggal apakah ia seorang interaksionalisme simbolik, ia mejawab bahwa nama itu terlalu samar untuk memungkinkannya menempatkan diri dalam kategori itu (Manning). Kenyataannya, sulit memasukkan karyanya ke dalam kategori tungga manapun. Dalam menciptakan perspektif teoritisnya, Gofman menggunakan berbagai sumber dan menciptakan orientasi khhusus.
Cillins (1986b; Williams, 1986) lebih menghubungkan Gofman kepada antropologi sosial ketimbang kepada interaksionalisme simbolik . ketika belajar S1 di Universitas Toronto, Gofman telah belajar dengan seorang Antropologi dan ketika di Chicago, kontak utamanya bukan dengan teoritis interaksionalisme simbolik, tetapi dengna W,L. Wamer (Antropolog), (Collians, 1986b;109). Menurt Collins , hasil hasil pemeriksaan atas kutipan dalam karya Gofman menunjukkan bahwa ia di pengaruhi oleh Antropologi – sosial dan jarang mengutip interaksionalisme Simbolik dan bila ia menyinggung pemikiran interaksionalisme Simbolik, hal itu adalah untuk mengkritik pemikiran tersebut. Namun, Gofman di pengaruhi oleh studi diskriptis yang di hasilkan di Chicago dan menyatukan Studi diskriptif itu dengan hasil studi antropologi sosial untuk menciptakan perxspektif khususnya sendiri. Jadi, pakar interaksionalalisme Simbolik memperhatikan cara aktor menciptakan atau merembukkan citra diri mereka, sebaliknya Gofman memperhatikan bagaimana cara masyarakat …..memaksa orang untuk menampilkan citra tertentu mengenai diri mereka sendiri….karena masyarakat memaksa kita berpindah – pindah di antara berbagai peran yang kompleks maka kita menjadi selalau agak tidak jujur, tak taat asas dan tidak hormat (Collians, 1986b;107)
Meski ia memiliki perspektif khusus, Gofman berpengaruh besar terhadap interaksionalisme simbolik. Lagi pula, dapat di katakan bahwa ia berperan dalam membentuk Ednometodologi , bagian lain dari sosiologi sehari – hari. Collins melihat Gofman sebagai tokoh kunci sebagai pembentukan ednometodologi dan metode analisis percakapan. “Gofmanlah yang memprakasai studi empiris yang teliti tentang kehidupan sehari – hari, walaupun dengan ia melakukan dengan mata telanjang sebelim ramainya pemakaiaan tape recorder dan video - recorder”(1986;111).(lihat bab 7 tentang diskusi tentrang hubungan antara Ednometodologi dan analisis percakapan). Sebenarnya, sejumlah pakar Ednometodologi penting (Sacker, Schegloff) semula sama – sama belajar dengan Gofman di Berkeley. Mereka tidak belajar dengan Grafinkel, pendiri Ednometodologi.
Mengingat pengaruhnya terhadap interaksionalisme Simbolik, strukturalisme dan Ednometodologi, teori Gofman mungkin akan tetap berpengaruh dalam jangkla panjang.


RALF DAHRENDORF

RALF DAHRENDORF
Teori konflik bertujuan mengatasi watak yang secara dominan bersifat arbiter dari peristiwa-peristiwa sejarah yang tidak dapat di jelaskan, dengan menurunkan peristiwa-peristiwa tersebut dari elemen-element struktur sosial. Dengan kata lain, menjelaskan proses-proses tertentu dengan penyajian yang bersifat ramalan. Koflik antar buruh dan majikan memang memerlukan penjelasan : tetapi yang lebih penting ialah menunjukkan bukti bahwa konflik yang demikian didasari oleh susunan-susunan struktur tertentu, yang oelh karenanya di manapun cenderung melahirkan susunan struktur sebagai yang telah ada. Dengan demikian yang menjadi tugas sisoalogi ialah melihat hubungan konflik dengan struktur sosial tertentu dan bukan menganggapnya berhubungan dengan variabel-variabel psikologi (“sifat-sifat agresif”) atau variabel bistoris deskriptif (masuknya orang negro ke amerika serikat) atau unsur kebetulan (Dahrendorf, 1958;172).
Bukan hanya Lewis Coser saja yang tidak puas dengan pengabaiaan konflik dalam pembentukan teori sosiologi kontemporer. Segara setelah penampilan karya Coser (1956), seorang ahli sosialogi jerman bernama Ralf Dahrendorf, selama kunjungan singkatnya di
Amerika Serikat (1957-1958), menyadur kembali teori kelas dan konflik kelas kedalam bahasa inggri (teori Dahrendorf senua di terbitkan dalam bahasa jerman, karena itu tidak langsung dapat di pahami oleh para sosilogi Amerika yang tidak paham bahasa jerman). Seperti Coser, Dahrendorf juga merupakan seorang pengkritik fungsional struktural tradisional oleh karena gagal memahami maslah perubahan. Sebagai landasan dasar teori Dahrendorf tidak menggunakan teori Simmel (seperti yang dilakukan Coser) melaikan membangun teori dengan seperuh penolakan, separuh penerimaan dan modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Seperti Coser, Dahrendorf mula-mula melihat teori konflik sebagai teori parsial, mengannggap teori itu merupakan perspektif yang dapat di pakai menganalisa fenomena sosial. Dahrendorf menganggap masyarakat bersisi ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerja sama (kemusian ia menyempurnakan posisi ini dengan meyatakan bahwa segala sesuatu yang dapat di analisis dengan fungsionalisme struktural dapat pula di analisis dengan teori konflik dengan lebih baik).
Walaupun Dahrendorf merupakan seorang tokoh pengkritik Fungsionalisme struktural dan merupakan ciri-ciri diri “ahli teori konflik”, pertanyaan serius bisa timbul tentang seberapa jauh ia telah terpisah dengan mazab fungsional. Yang jelas, Dahrendorf telah melahirkan kritik penting terhadap pendekatan yang pernah dominan dalam sosiologi, yaitu kegagalan di dalam menganalisa maslah konflik sosial. Dia menegaskan bahwa proses konflik sosial itu merupakan kunci bagi struktur sosial. Bersama dengan Coser, Dahrendorf telah berperan sebagai corong teoritis utama yang menganjurkan agar perspektif konflik di pergunakan dalam rangka memahami dengan baik fenomena sosial.

RANDALL COLLINS

RANDALL COLLINS
A. BIOGRAFI
Aku mulai menjadi sosiologi sejak muda. Ayahku bekerja di intelejensi militer di akhir perang dunia II, kemudian masuk ke Departemen Luar Negri Amnerika sebagai pejabat dinas urusan Luar Negri. Salah satu kenang – kenanganku paling awal adalah kedatanganku di Berlin untuk bergabung dengan ayah di Musim panas tahun 1945. aku dan saudara wanitaku tak dapat bermain di taman karena di situ taman ranjau darat dan suatu hari serdadau rusia datang ke halaman belakang rumah kami untuk menggali kuburan korban perang. Kejadian ini memberiku perasaan bahwa konflik adalah penting bahwa kekerasan mungkin.
Kepindahan tugas ayahku selanjutnya membawaku ke Uni Soviet, kembali nke Jerman (kemudian di bawah pendudukan militer Amerika ),Spanyol dan Amerika selatan. Di antara melaksanakan tugas luar negri kami tinggal di Amerika, dengan demikian aku kembali dan seterusnya hidup antara menjadi seorang anak Amerika biasa dan menjadi tamu istimewa luar negri. Pengelaman ini menimbulkan sejumlah sika p tertentu dalam memandang hubungan sosial. Ketika aku makin dewasa kehidupan Diplomatis kelihatan makin kurang dramatis dan makin menyerupai sebuah lingkaran etika formal tak berujung , dimana oprang tak pernah berbicara tentang persoalan politik penting yang sedang terjadi; pemisashan antara kerahasiaan di belakang layar dan seremonial di depan layar menyebapkan aku siap menghargai Ervving gofman.
Ketika aku sudak yterlalu dewasa untuk menyertai orang tuaku di luat negrti aku di kirim ke SMU swasta di New England . ini mengajariku realitas sosiologi besar lainnhnya; keadaan stratifikasi sosial. Banyak di antara siswa lain berasal dari The Sicial register (daftar orang terkemuka dalam masyarakat) dan aku mulai menduka bahwa ayahku tak sama kelas sosialnya dengan duta besar dan Mentri muda yang anak – anak mereka kadang – kadang aku temui.
Aku kemudian belajar di Harvad di mana aku berganti jurudan enam kali. Aku belajar kesustraan dan menjadi seorang dramawan dan penulis novel. Aku pindak dari matematika ke filsafat; aku membaca karya Freud dan merencanakan menjadi Psikiatris. Akhirnya aku memilih jurusan hubungan sosial dan antropologi.setelah mengambil kuliah Talcott Parson aku masuk jurusasn hubungan sosial. Kuliah Parson meliputi bidang kajian yang sangat luas, mulai analisa tingkat mikro ke tingkat makro dasn akhirnyamenjelaskan sesjarah dunia . tak banyak yang kudapat dari teori Parson kecuali gagasan tentang apa yang harus di pelajari oleh sosiologi. Ia pun memberiku beberapa bagian penting tentang model kultural. Parson mengajariku bahwa Max Weber kurang perhatiannya mengenai etika protestan ketimbang dirinya sendiri yang membandingkan dinamika seluruh agama yang ada di dunia dan Durkhaime yang mengajkan pertanyaan kunci ketika ia mencoba menjelaskan basis prakontraktual dari ketertiban sosial.
Kupikir aku ingin menjadii seorang Psikolog dan belajar di Starford, tetapi setelah setahun menerima ajaran menyakinkan bahwa sosiologilah tempat yang lebih baik untuk mempelajari kehidupan manusia, aku berganti Universitas dan di musim panas tahun 1964 aku tiba di Berkeley dan ketika itu juga bergabung dengan gerakan hak – hak sipil. Musim gugr tahu ini juga muncul gerakan kebebasan berbicara muncul di kampus kami. Kami mantan aktor gerakan aksi duduk mulai tertarik kepada faktor penyebab lain syang menbangkitkan emosi ketika orang dapat menciptakan solidaritas bersama ratusan orang lain. Aku mencoba membuat analisa sosiologi konflik pada saat kami mengalaminya bersama. Ketika perang Vietnam berlangsung dan konflik rahasia dalam negri (di Amerika)meningkat, geraka oposisi tak ma lagi egaki prisnip tanpa kekerasannya:kebanyakan mahasiswa menjadi kecewa, putus sekolah dan beralih ke gaya hidup hipis. Bila anda tak kehilangan kesadaran sosiologis anda. Aku mempelajari karya Erving Gofman dan Herbert Blumer (ketika itu keduanya adalah Profesar Berkeley) dan mulai memahami mengapa seluruh aspek masyarakat, konflik stratifikasi, dan lain – lainya, di bangun dari ritual interaksi kehidupan sehari hari kita
Aku pernah merencanakan menjadi profesor, namun hingga kini aku mengajar di berbagai universitas. Aku mencoba menghimpun kajian sosiologi dalam satu buku, Conflik sociology(1975)tetapi gagal dan aku menulis buku lainya, The Credintial Society(1979) untuk menjelaskan kemrosotan sistem status di mana kita semua terperangkap di dalamnya. Untuk membuat kajian sendiri secara serius, aku meninggalkan dunia akademis dan untuk sementara kehidupanku di topang oleh hasil menulis novel dan buku ajar. Akhirnya setelah ditarik oleh beberapa teman, aku kembali mengajar. Bidang kajianku sangat luas mulai dari gambar baru sejarah dunia turun ke rincian mikro emosi sosial. Istri ke duaku judith mcconnell, adalah salah seorang yang paling penting pengaruhya terhadap kehidupanku. Ia mengorganisir pengacara wanita untuk membongkar rintangan diskriminansi dalam profesi hukum dan kini aku belajar darinya mengenai politik di belakang layar pengadilan tinggi. Dalam sosiologi dan dalam masyarakat makin banyak yang harus di kerjakan.

GEORGE RITZER

GEORGE RITZER
A. BIOGRAFI
Karya biografi dan auto biografi berguna membantu kita dalam memahami karya teoritis sosiologi pada umunya. Thomas hankin, sejarah ilmu menjelaskan sebagai berikut:
Biografi lengkap seorang ilmuan, yang tak hanya meliputi kepribadian saja, tetapi juga mengenai karya ilmiah dan konteks sosial dan intelektual di zamannya…masih tetap menjadi cara yang terbaik untuk menemukan masalah yangmengelilingi tulisan tentang sejarah ilmu …ilmu di ciptakan oleh individu, tetapi banyak di antara karya ilmiah itu yang di dorong oleh kekuatan dari luar, yang berpengaruh melalui ilmuan itu sendiri. Biografi adalah lensa kesustraan, dengan lensa ini kita dapat melihat proses penciptaan ilmu dengan cara yang terbaik.
(Hankins, 1979;14)
Apa yang di tegaskan oleh Hankins mengenai ilmu pada umunya menjelaskan orientasi saya atas biografi teoritis sosiologi, termasuk diri saya sendiri, guntingan auto biografi ini di rencanakan untuk memberikan kesan bahwa biografi dapat di manfaatkan sebagai alat untuk analisis metateoritis.
Walau saya telah mengajar di jurusan sosiologi selama lebih dari 30 tahun dan telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi di seluruh dunia, namun tak satupun gelar sarjana saya bukan di bidang sosiologi. Keterbatasan latar belakang sosiologi di bidang sosiologi ini mendorong saya untuk mempelajari sosiologi secara umum dan teori sosiologi secara khususnya. Upaya studi metateori ini juga, sekutrangnya dalam satu hal,di bantu dengan kerja keras untuk memahami terori sosiologi. Karena saya tak dididk menurut satu “aliran “khusus. Saya mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias,barang kali saya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikir”; keseluruhanya memberikan keuntungan yang sama bagi pemahaman teoritis saya.
Karya metateori petertama saya,sociology; A Multiple science (1075), tak hanya berupaya menyusun pradigma sosiologi yang terpisah-pisah dan sering bentrok (konflik) satu sama lain itu tetapi juga mencoba membahas kemungkinan untuk munghubungkan,menjembatani,menyatukan dan menggunakan pradigma sosiologi yang beragam itu.merasa tak enak dengan konflik paradigmatis itu, saya ingin melihat suasana yang lebihharmonis dan rukun dalam sosiologi. Hasrat itulah yang mendorongsaya menerbitkan buku Toward an integrated sociological paradigm (1981a); di dalamnya saya lebih memusatkan perhatian sepenuhnya pada sebuah padigma yang terintegrasi. Di tahun belakangan ini, minat terhadap penyelesaian konflik teoritis mendorong saya memusatkan perhatian pada integrasi mikro-makro (1990a) dan integrasi keagenan-struktur(Ritzer dan Gindolf, 1994)mauoun pada maslah yang lebih luas yakni pad admaslaah sintesis teoritis(1990b). minat saya terhadap karya metateoritis di jelaskan oleh Hasrat saya untuk memahami teori dengan lebih baik dan untuk menyelesaikan konflik dalam teori sosiologi. Dalam buku saya metatheorizing (1992b)saya telah mengemukan perlunya studi sistematis atas teori sosiologi,saya percaya bahwa kita perlu lebih banyak melakukan studi itu untuk memahami teori dengan lebih baik, menghasilkan teori baru, dan perspektif teoritis yang lebih luas jangkauanya (metateori)studi metateoritis juga beroreantasi untuk menjernikan masalah yang di pertentangkan, menyelesaikan perselisian pendapat dan untuk menemukan peluang lebih besar dalam mencapai sistesis dan integrasi.
Setelah bertahun-tahun berusaha menerangkan sifat teori sosiologi, pada awal 1990-an saya mulai cemas dengan abstraksi karya metateoritis, sehingga saya berusaha mengaplikasikan berbagai teori yang telah saya pelajari kepada aspek-apek konkret dari dunia sosial. Saya pernah sedikit melakukannya pada 1980-an , menerapkan teori Weber pada rasionalisasi restoran Fasr-Fod (1893)dan profesi medis (Ritzer dan Walczak,1988). Saya merevisi esai 1982 tersebut. Dan hasilnya adalah sebuah buku The McDonaldization of Society (1993, 1996, 2000a)yang menyatakan bahwa sementara birokrasi menjadi paradikma rasionalisasi formal di era Weber , yang menjadi model paradikma birokrasi dalam masyarakat moderen adalah restoran cepat saji (esai tambahan untuk topik ini di jumpai dalam the McDonaldization Thyesis[1998].)dalam expressing America; A Critique of ther Global Credit Card Society (1995) saya mengalihkan pada fenomena ekonomi sehari-hari kita, yang saya analisis bukan dari perspektif teori rasionalitas, tetapi dari perspektif lain , termasuk ide teoritis tentang uang dari Georg Simmel.
Karya tentang restoran fast-fod dan kartu kredit ini membawa kepada kesadaran bahwa apa yang sesungguhnya menjadi minatr saya adalah sosiologi konsumsi, yang belum banyak di kembangkan di Amerika Serikat, setidaknya di bandingkan dengan Great Britain dan negara eropa lainnya. Ini menghasilkan enchanting a Disenchanted Word Revolutionizing the Means of consumption (1999), di mana saya menggunakan teori Weberian- Marxian , dan teori post - modern untuk menganalisa alat konsumsi baru (superstore, megamall, cybermall, televisi Home-Shopping, Kasino, Taman Hiburan, dan kapal pesiar, dan juga restouran Fast Fod, dan waralaba lainnya)yang menjadi cara forang Amerika dan di belahan dunia lainya mengkonsumsi barang dan jasa.
Capital Global dari McDonald dan McDonaldisasi, kartu kredit, dan alat-alat konsumsi baru membawa saya pada minat Globalisasi dan menghasilkan buku Globalization of Nothing (2004), sementara saya tidak bisa mengesampingkan isue metateoritis , dan sesungguhnya baru-baru ini saya membahasnya (Ritzer, 2001)rencana saya sekarang adalah melanjutkan penggunaan teori untuk memikirkan dunia kontemporer, khususnya konsumsi dan globalisasi.

Kamis, 20 September 2007

NORBERT ELIAS

NORBERT ELIAS
A. BIOGRAFI
Noerbert Elias mempunyai karier yang menarik dan mengandung pelajaran . ia menulis buku yag paing penting pada 1930 – an, tetapi ketiaka itu bukunya tidak di hiraukan orang hingga beberapa tahun terbit. Tetapi, di penghujung Usianya Elias dan karyanya mulai di kenal, terutama di Inggris dan Belanda. Kini reputasi Elias meningkat dan karyanya makin mendapat perhartian dan pengakuan di seluruh dunia(Smits,2001). Elias berumur 93 tahun (meninggal tahun 1990), cukup lama tertunda untuk menikmati pengakuan atas arti penting karyanya.
Elias lahir di Breslau, Jerman tahun 1897(Mannel, 1992), ayahnya seorang pengusaha pabrik kecil dan kehidupan keluarganya cukup menyenangkan. Ia di besarkan dalam keluarga sejahtera yang membekalinya dengan kepercayaan diri yang kuat yang bermanfaan baginya kemudian ketika karyanya di hargai.
Saya telah di bekali dengan perasaan aman yang besar sejak masa kanak – kanak..saya mempunyai perasaan aman yang mendasar yang besar, perasaan yang dalam menhadapi suatu permasalahan alhornya akan menghasilkan penyelesaiaan yang terbaik. Rasa aman yang besar ini sudah di tanamkan orang tua kepada saya sejak lahir.
Sejak kecil saya tahu apa yang ingin saya lakukan; saya ingin masuk universitas dan ingin melakukan riset. Saya tahu itu sejak muda dan saya telah melakukannya mesti kadang – kadang tampak mustahil….saya yakin sekali bahwa akhirnya karya saya akan di akui sebagai konstribusi yang berharga terhadap pengetahuan tentahng kemanusiaan.(Elias, di kutip dalam Mennel, 1992;6-7)
Elias masuk dinas militer jerman saat PD II, dan seusai perang itu ia belajar Filsafat dan kedokteran di Universitas Breslau. Meski studi kedokterannya maju pesat tetapi akhirnya ia tinggalkan demi untuk memusatkan perhatian sepenuhnya pada studi Fillsafat. Studi kedokterannya memberikan pengertian tentang saling berhubungan antara berbagai bagian tubuh manusia dan pemahaman itu membentuk orientasinya terhadap antar hubngungan manusia; membentuk perhatiannya pada figurasi. Elias menerima gelar Ph.D.pada januari 1924; baru kemusia ia pergi ke Heidelberg untuk belajar sosiologi.
Elias tak mendapat gaji di Heidelberg, tetapi ia sangat aktif terlibat dalam kelompok studi sosiologi di universitas Heidelberg, Max Weber telah meninggal tahun 1920, tetapi salon yang di pimpin istrinya, mariane, masih aktif dan Elias terlibat di dalamnya, ia juga bergabung dengan saudar a Weber, Alfred, yang menjadi ketua jurusan sosiologi di universitas Heidelberg maupun Karl Mannheim yang agak lebih maju kariernya ketimbang Elias . kenyataannya Elias menjadi teman dan asisten tak bergaji dari Mannheim.ketika Mennheim di tawari jabatan di universitas Frankfurt tahun 1930, Elias menyertainya sebagai asisten resmi yang di gaji(mengenai hubungan antara kedua orang itu dan karya mereka, lihat Kilminster,1993)
Hitler berkuasa pada bulan Februari 1933 dan segera sesudah itu, Elias, seperti banyak sarjana yahudi lainnya (termasuk Mannheim), di usir dari jerman, mula – mula ia tinggal di paris , kemudian di london (ibunya mati dalam kamp konssentrasi jerman tahyun 1941).di londonlah ia menulis sebagian karyanya tentang proses peradapan (The Civilazing Proces)yang di terbitkan di jerman tahun 1939. ketika itu tidak ada pasar di jjermanbagi buku – buku yang di tulis oleh sarjana yahudi dan Elias tak pernah menerima sesenpun royalti dari bukunya yang di terbitkan itu. Lagipula bukunya kurang mendapat penghargaandi bagian dunia lain.
Baik selama perang maupun hampir satu dekade sesudahnya, Elias hidup lontang lantung dengan keuletannya tanpa jaminan pekerjaan dan tetap menjadi orang pinggiran dalam lingkungan akademisi di Inggris. Tetapi, tahun 1954 Elias di tawadri dua jabatan akademisi dan ia menerima jabatan akademisi di universitas Leicester. Demikianlah Elias memulai karir akademis formalnyadi usia 57 tahun. Karier Elias berkembang di Leicester di iringi oleh sejumlah terbitan karyanya. Namun, Elias kecewa dengan jabatan Profesornya di Leicester karena ia gagal dalam usahanya untuk melembagakan pendekatan pembangunan yang didirikan sebagai alternatif terhadap jenis pendekatan statis (pendekatan Parson dan lain - lain)yang kemudian sangat unggul dalam sosiologi. Ia pun kecewa karena sedikit sekali mahasiswa yang menerimmapendekatannya itu; ia terus seperti menjadi seperti seorang yang berteriak di dalam hutan belantara, bahakan di Leicester di mana mahasiswa cenderung menganggapnya sebagai orang sinting yang meneriakkan masa lalu (Mennel, 1992;22). Menarik untuk di catat bahwa Elias bertugas di Leicester, tak satu pun bukunya yang di terjemahkan ke dalam bahasa inggrisdan sedikit sekali sosiolog Inggris ketika itu yang mahir berbahasa jerman.
Tetapi di benua Eropa, terutama di belanda dan jerman, karya Elias mulai di pelajari sejak 1950–an dan 1960–an. Tahun 1970-an Elias mulai mendapat penghargaan tak hanya di kalangan akademik, tetapi juga di kalangan publik di eropa. Selama sisa hidupnya , Elias menerima sejumlah penghargaan penting, menerima gelar Doktor kehormatan dan berbagai penghargaan atas karyanya.
Yang lebih menarik, meski Elias menerima penghargaan luas dalam sosiologi (termasuk karyanya yang tengah di bahas ini),namun karyanya menerima penghargaan dalam periode di mana sosiologi makin kurang menerima karnya jenis seperti karya itu. Artinya, muncul pemikiran post-modern menyebapkan sosiologi mempertanyakan gaya narasi besar (grand narative) dan karya utama Elias. The Civilizing proces adalah sebuah narsi besar menurut gaya kuno. Artinya karnya itu memusatkan perhatian pada perkembangan perkembangan historis jangka panjang peradaban di barat. Perkembangan pemikiran Post-modern mengancam mengurangi minat terhadap karya Elias justru di saat mulai mendapatkan perhatian luas.

KARL MARX

KARL MARX
A. BIOGRAFI
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. ayahnya, seorang pengacara, menafkai keluarganya dengan relatif baik, khas kehidupan kelas menengah. Orang tuanya adalah dari pendeta yahudi (rabbi). Tetapi, karena alasan isnis ayahnya menjadi penganut ajaran Luther ketika Karl Marx masih sangat muda. Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel dan guru - guru muda penganut filsafat Hegel, tetapi berpikir Kritis. Gelar doktor Marx di dapat dari kajian filsafat yang membosankan, tetapi kajian itu mendahului berbagai gagasannya yangmuncul kemudian. Setelah tamat ia menjadi penulis untuk sebuah koran liberal radikal dan dalam tempo 10 bulan ia menjadi editor kepala koran itu. Tetapi karena pendirian politiknya, koran itu kemudian di tutup pemerintah. Esai – esai awal yang di terbitkan dalam periode mulai mencerminkan sebuah pendirian yang membiumbing Marx sepanjang hidupnya. Esai-esai tulisan Marx itu secara bebas di taburi prinsip-prinsip demokrasi , ia menolak keabstrakat filsafat hegelian, mimpi naif komunis utopiadan gagasan aktivis yang mendesak apa yang ia anggap sebagai tindakan politik prematur. Dalam menolak gagasn aktivis ini Marx meletakkan landasan bagi gagasan hidup sendiri.
Upaya praktis, bahkan dalam mengarahkan massa sekalipun, akan di jawab dengan meriam saat upaya itu di anggap berbah. tetapi, gagasan yang dapat mengarahkan intelektual kitadan yang menaklukkan keyakinan kita, gagasan yang dapat membekukan kita, merupakan belenggu – belenggu di mana seorang hanya bisa lepas darinya dengan mengorbankan nyawanya; gagasan-gagasan itu seperti setan sehingga orang hanya dapat mengatasinya dengna menyerah kepada Marx (Marx, 1842/1977;20)
Marx menikah pada 1843 dan tak lama kemudian ia terpaksa meninggalkan jerman untuk dapt suasana yang lebih libaral di Paris. Di Paris ia bergualat dengan gagasan Hegel dan pendukungnya, tetapi ia juga menghadapi dua kumpulan gagasan baru – sosialisme Prancis dan politik Ekonomi Inggris. Dengan cara yang unik dia menggabungkan hegelian, sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentuka orientasi intelektualnya. Hal yang sangat penting pula adalah pertemuannya dengan orang yang kemudian menjadi teman seumur hidupnya, donatur dan kolabolatornyayakni Fredrich Engels (Carver, 1983) Engels anak penguasa pabrik tekstil menjadi seorang sosialis yang mengkritik kondisis kehidupan yang di hadapi kelas buruh. Banyak di antara rasa kasihan Marx kesengsaraan kelas buruh berasal dari paparannya kepada Engels dan gagasannya sendiri. Tahun 1844 Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup. Mengenai diskusi itu Engels berkata ”kesepakatan lengkap kami dalam dalam semua budang teori menjadi nyata….dan perjanjian kerja sama kami mulai sejak itu”(McLellan, 1993:131) di tahun berikutnya Engels menerbitkan karya the condition Of The Working Class in England. Selama periode itu Marx menerbitkan sejumlah karya yang sangat sukar di pahami (kebenyakan belum di terbitkan semasa hidupnya) termasuk the Holy Family dan The German ideology (di tulis bersama Engels)dan ia pun menulis the economic and philosophic manuscripts 1844 yang menandakan perhatiannya terhadap bidang ekonomi main meningkat.
Meski Marx dan Engels mempunya orientasi teoritis yang sama, namun ada juga beberapa perbedaan di antara mereka. Marx cenderung menjadi seorang intelektual teoritis yang kurang teratur dan sangat berorientasi kepada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, rapi dan pengusaha teratur dan orang yang tak percaya pada lembaga keluarga. Meski mereka berbeda, Marx dan Engels menempa kerja sama yang akrab sehingga mereka berkolabirasi menulis buku dan artikel dan bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahka Engels membantu membiayai Marx selama sisa hidupnya sehingga memungkinkan marx mencurahklan perhatiannya pada kegiatan intelektual dan politiknya.
Meski ada asosiasi erat antara nama Marx dan Engels, namun Engels menjelaskan bahwa ia teman junior;
Marx mampu berkarya sangat baik tanpa aku. Aku tidak pernah mencapai prestasi seperti yang di capai Marx. Pemahaman Marx lebih tinggi, pengalamannya lebih jauh dan pandangannya lebih luas serta cepat ketimbang aku. Marx adlah jenius(Engels, di kutip dalam McLellan,1973;131-132)
Banyak yang percaya bahwa Engels gagal memahami berbagai seluk beluk Marx. Setelah Marx meninggal, Engels menjadi juru bicara utama bagi teori marxian dan dalam berbagai cara menyimpangkan dan terlalu menyerderhanakannya, meski ia tetap setia terhadap perspektif politik yang ia tempa bersama Marx.
Karena beberapa tulisannya telah menggangu pemerintahan prusia, pemerintah perancis(atas permohonan prusia)mengusir Marx tahun 1845 dan karenanya Marx pindah ke Brussel. Radikelismenya meninggkat dan ia menjadi anggota aktif di bidang gerakan revolusioner internasional. Ia pun bergabung dengan liga komunis dan bersama Engels diminta menulis anggaran dasar liga itu, hasilnya adalah manifestor komunis 1848, sebuah karya besar yang di tandai oleh slogan-slogan politik yang termasyur (misalnya ‘kaum burh seluruh dunia bersatulah’!!).
Tahun 1849 ia pindah ke london dan, mengingat kegagalan revolusi politik tahun 1848, ia menarik diri dari aktivitas revolusioner dan beralis ke kegiatan rsiset yang lebih rinci tentang peran sistem ka[pitalis. Study ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku das kapital.jilid pertama di terbitkan tahun 1867; kedua jilid yang lainya di terbitkan sesudah ia meninggal. Selama riset dan menulis itu ia hidup dalam kemiskinan, membiayai hidupnya secara sederhana dari honorarium tulisannya dan bantuan dana dari Engels. Tahun 1864 Marx terlibat kembali dalam kegiatan politik, bergabung dengan ‘The Internasional’, sebuah gerakan buruh internasio nal. Ia segera menonjol dalam gerakan itu dan mencurahkan perhatian selama beberapa tahun untuk gerakan itu. Ia mulai mendapat popularitas, baik sebagai pimpinan internasional maupun sebagai penulis des kapital. Perpecahan gerakan internasional tahun 1876, kegagalan dari berbagai gerakan revolusioner dan penyakit – penyakit, akhirnya membuat Marx ambruk. Istrinya wafat tahun 1881 dan anak perempuannya tahun 1882 dan Marx sendiri wafat di tahun 1883.

JURGEN HEBERMAS

JURGEN HEBERMAS
A. BIOGRAFI
Hebermas adalah seorang pemikir sosial byang sangt penting di dunia dewasa ini. Lahir di Dusseldorf, jerman 18 juni 1929 dari keluarga kelas menengah yang agak tradisional. Ayahnya pernah menjabat direktur kamar dagang. Ketika berusia belasan tahun, selama perang dunia II Hebermas sangat di pengaruhi oleh perang itu. Berakhirnya perang menimbulkan harapan dan peluang baru pemuda jerman, termasuk Hebermas. Hancurnya nazisme menimbulkan optimisme mengenai masa depan jerman. Namun Hebermas kecewa karena hampir tak ada kemajuan yang berarti di tahun-tahun permulaan sesudah perang. Dengan berakhirnya kekuasaan nazi, semua jenis peluang intelektual, dan buku-buku yang semula di larang di baca kini boleh di baca dan tersedia buat Hebermas. Termasuk literatur barat dan jerman maupun risalah yang di tulis oleh Marx dan Engels. Antara tahun 1949 dan 1954 Hebermas mempelajari berbagai topik (antara filsafat, psikologi, kesustraan jerman) di Gottingen, Zurich, dan Boonn. Namun, tak seorang gurupun di tempat Hebermas sekolah itu yang benar-benar terkenal dan kebanyakan mereka mendukung nazi secara terang – terangan atau hanya melanjutkan pelaksanaan tanggung jawab akademis mereka di bawah rezim nazi sebelumnya. Hebermas mendapatkan gelar doktor dari universitas Bonn tahun 1954 dan serlama dua tahun bekerja sebagai jurnalis.
tahun 1956 Hebermas tiba di The Institute For Social Riset di Frangfurt da n bergabung dengan aliran Frangfurt. Ia sebenarnya menjadi asisten riset dari Theodor Adorno, anggota aliran Frangfurt yang sangat terkenal (Wiggershaus, 1994). Meski aliran Frangfurt sering di anggap mengembangkan aliran pikiran yang sangt berhubungan secara logis, pandangan Hebermas tak seperti itu.
Menurut saya, tak pernah ada teori yang konsistens, Adorno pernah menulis esai kritis tentang kultur dan juga memberikan seminar tentang Hegel. Ia memberika latar belakang Marxis tertentu.(Wiggershaus, 1994;2)
Meski bergabung dengan The Institute For Social Riset, sedari awal Hebermas telah menunjukkan orientasi intelektual yang bebas. Artikel yang di tulis tahun 1957 menyebapkan Hebermas terlibat persoalan dengan Max Hokheimer, pimpinan institut itu. Hebermas mendesak pemikiran kritis dan tindakan praktis, terhadap Max Hokheimer takut terhadap pendirian seperti itu dapat membahanyakan pendanaan institut secara umum. Hokheimer berkata tenatang Hebermas , “ia agaknya mempunyai karir yang baik atau bahkan cemerlang sebagai penulis di masa depan, tetapi ia akan hanya menyebapkan kerusakan besar terhadap institut”(di kutip dalam Wiggershaus, 1994;555). Artikel itu akhirnya di terbitkan juga, tetapi tidak dengan bantuan institut dan sebenarnya tidak merujuk ke institut. Akhirnya, Hokheimermenghadapi kondisi yang sulit berkenaan dengan karnya Hebermas ini dan kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.
Tahun 1961 ia menyelesaikan disertasi keduanya yang di wajibkan oleh Universitas Marburg. Setelah menerbitkan sejumlah karnya terkenal, dia di rekomondasikan sebagai Profesor filsafat di univesitas Heidelberg bahkan sebelum menyelesaikan disertasi keduanya. Oa tetapi di Heidelberg hingga tahun 1964 dan kemudian pindah ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan sosiologi. Dari 1971 hinnga 1981 ia menjadi direktur institut Max Planck. Ia kembali ke universitas Frangfurt sebagai profesor filsafat dan tahun 1994 ia menjadi profesor pensiun di universitas itu. Hebermas telah menerima sejumlah penghargaan akademis bergengsi dan menerima gelar profesor kehormatan dari sejumlah universitas.
Selama beberapa tahun, Hebermas menjadi pemikir neo-marxis paling terkenal di dunia. Namun, sesudah itu karyanaya di perluasnya sehingga meliputi berbagai masukan teoritis yang berbeda. Ia tetap optimis terhadap masa depan kehidupan modern. Dengan optimismenya itulah ia menulis tentang modernitas sebagai proyek yang belum selesai itu. Sementara Marx memusatkan perhatian pada pekerjaan dan tenaga kerja, Hebermas terutama memusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang di anggap sebagai proses yang lebih umum ketimbang pekerjaan. Sementara Marx memusatskan perhatian pada distortif dari struktur masyarakat kapitalis tershadap pekerjaan, Hebermas memusatkan perhatian pada cara struktur masyarakat modern mendistorsi komunikasi. Sementara Marx membanyangkan kehidupan masa depan di tandai oleh pekerjaan penuh dan tenaga kerja kreatif, Hebermas membayangkan masyarakat masa depan di tandai dengan komunikasi bebas dan terbuka. Dengan demikian terdap kesamaan yang mengagetkan antara Marx dan Hebermas. Kesamaan paling umu adalah bahwa keduanya adalah pemikir modernitas yang yakin bahwa di masa hidup mereka , proyek moderinitas belim selesai (terciptanya pekerjaan penuh dan kreatif menurut Marx dan terciptanya komunikasi bebas dan terbuka menurut Hebermas).keduanya berkenyakinan bahwa di masa depan proyek modernitas ini akan selesai
Komitmen terhadap modernitas dan kenyakinan terhadap masa depan inilah yang menjauhkan Hebermas dari kebanyakan pemikiran kontemporer terkenal lain seperti Jean Baudrillard dan pakar post modern lainnya. Sementara pakar post modern ini sering terdorong ke arah nihilisme, Hebermas terus yakin dengan proyek jangka panjangnya(modernitas). Begitu pula, sementar apemikir post modern lain (misalnya Lyotard)menolak kemungkinan penciptaan teori agung (grand theory), Hebermas tetap bekerja berdasarkan dan menyokong teori agung paling terkemuka dalam teori sosial modern. Banyak resiko yang di hadapi oleh Hebermas dalam berjuang melawan pemikiran post modern. Bila mereka menang, Hebermas mungkin di pandang sebagai pemikir modernitas besar terakhir. Bila Hebermas (dan penyokongnya) yang tampil sebagai pemenang, ia mungkin akan di pandang sebagai “juru selamat”proyek modernitas dan teori agung dalam ilmu sosial

IBNU KHALDUM

IBNU KHALDUM
A.BIOGRAFI
Ada kecenderungan menganggap sosiologi sebagai fenomena yang relatif modern, semata-mata sebagai fenomena barat. Sebanarnya para serjana telah sejak lama melakukan studi sosiologi dan ada yang berasal dari kawasan lain. Contohnya adalah Abdul Rahman Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun lahir di tunisia, afrika Utara, 27 Mei 1332(Faghirzaden,1982).lahir dari keluarga pelajar, Ibnu Khaldun di masukkan sekolah al-Qur’an, kemudian mempelajari matematika dan sejarah. semasa hidupnya ia membantu berbagai sultan di tunisia, maroko, spanyol, dan aljazair sebagai duta besar, bendahara dan anggota dewan penasehat sultan. Iapun pernah di penjarakan selama dua tahun di maroko karena kenyakinannya bahwa penguasa negara bukan pimpinan yang mendapat kekuasaan dari tuhan. Setelah kurang dari dua dekade aktif di bidang politik Ibnu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Di situ ia melakukan study dan menulis secara intensif selama 5 tahun. Karya yang di hasilkan selama 5 tahun itu meningkatkan kemasyurannya dan menyebapkan ia di angkat sebagai guru di pusat study islam Universitas Al-Azhar di khairo. Dalam mengajar tentang masyarakat dan sosiologi, Ibnu Khaldun menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dengan observasi sejarah. Menjelang kematiannya tahun 1400, Ibnu Khaldun telah menghasilkan sekumpulan karya yang mengandung beberapa pemikiran yang mirip dengan sosiologi zaman sekarang
Ia melakukan study ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi)dan hubungan antara lembaga sosial itu. Ia juga tertarik melakukan study perbandingan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern, Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi setelah sarjana pada umumnya dan sejarah muslim secara khususnya meneliti ulang karyanya, ia mempunyai signifikansi histori.

ANTHONY GIDDENS

ANTHONY GIDDENS
A. BIOGRAFI

B. JALAN KETIGA DAN PARA KRITIKUS
 Reaksi – reaksi kritis
 Kritikus-kritikus anglo – saxon
 Para kritikus:sebuah ringkasan
Karena para komentator yang di sebutkan di atas berasal dari posisi yang berbeda-beda, maka ada beragam kritik yang mereka kemukakan. Namun observasi-observasi kritik bisa di kelompokkan menjadi rangkaiaan kategori yang terbatas. Mereka menyatakan bahwa jalan ketiga adalah:
1. sebuah proyek politik yang tidak jelas, sulit ndi pikirkan dan arahnya tidak menentu. Karena siapa tau apayang di lawan para politisi jalan ketiga tidak jelas, adalah sulit untuk mengatakan apa tujuan mereka.
2. gagal mempertahankan suatu pandangan yang tepat terhadap kiri dan karenanya, baik di sengaja atau tidak, terjatuh kedalam bentuk konservatisme.para pendukung jalan ketiga mendefinisikan diri mereka sebagai kiri tengah (center left), tetapi kenyataan secara sederhana bergerak ke kanan.
3. menerima kerangka dasar neoliberalisme, khusus berkenaan dengan pasar global. Globalisasi dan revolusi informasi oleh para kritikus secara tepat di kaitkan sebagai concern kunci politik jalan ketiga. Namun menurut mereka, jalan ketiga menerima globalisasi sebagai sesuatu yang demikian adanya (given).
4. pada dasarnya adalah proyek Anglo – Saxon, memperlihatkan karakteristik masyarakat di mana ia di munculkan. Istilah ‘jalan ketiga’ di bangkitkan kembali oleh para politisi dan intelektual di negara-negara yang sistem kesejahteraannya berkembang secara lemah, dan ketidak merataan nampak lebihnyata di bandingkan tempat-tempat lain.
5. tidak memiliki kebijakan ekonomi yabng khas, kecuali membiarkan pasar untuk mengatur hal – hal pokok. Demokrasi sosial gaya lama memiliki strategi ekonomi yang koheren, dengan di dasarkan pada intervensi negara dalam pasar, menuntun managemen dan kerja penuh.
6. bersama dengan dua pesaing utamanya, jalan ketiga tidak memiliki cara yang efektif untuk menghadapi persoalan – persoalan ekologis, hanya memberikan pengakuan terhadapnya. Dalammenerima globalisasi, politik jalan ketiga begitu saja konsekuensi destruktif yang di timbulkan oleh berkembangnya ekonomi dunia terhadap lingkungan.
C. DEMOKRASI SOSIAL DAN JALAN KETIGA
 Kiri Dan Pasar
 Lawan Dan Musuh
 Politik Jalan Ketiga dan Konservatisme Moral
 Politik Jalan Ketiga
D. PEMERINTAHAN, NEGARA DAN STRATEGI EKONOMI
 Jalan Ketiga, Negara Dan Pemerintahan
 Komunitarianisme Dan Pemerintahan
 Politik Jalan Ketiga Dan Globalisasi Ekonomi
 Ekonomi Pengetahuan
 Persoalan Fleksibilitas
 Kapital Sosial
 Kesimpulan
Reformasi pemerintahdan negara, sebagai tema inti politik jalan ketiga, sangat terkait dengan perubahan-perubahan ekonomi yang di tandai dengan ekonomi pengtahuan.di dunia kontemporer, berkebalikan dengan apa yang di kemukakan oleh neoliberal, kita lebih membutuhkan pemerintah dari sebelumnya. Namun, pemerintah tersebut itu harus melacak pengaruh Globalisasi dan memperlebar baik yang di bawah maupun di atas level negara-bangsa. Di dunia yang begerak dengan cepat, pemerintah dan negara juga perlu mempercepat langkahnya, dan bersifat demokratik dan transparan
Intervensi pemerintah dalam wilayah ekonomi, berbeda dengan intervensi di masa lalu. Mereka yang termasuk dalam kiri lama selalu mengatakan “aturlah-aturlah”, dan pengaturah kehidupan ekonomi,dalam beberapa hal dan konteks, merupakan keniscayaan. Tetapi deregulasi juga sama pentingnya dalam area di mana pembatasan menghambat inovasi, penciptaan lapangan kerja atau tujuan-tujuan ekonomi dasar lainnya. Pemerintah bukan hanya mengendalikan pasar dan perubahan teknologi-tugas penting yang juga diembannya adalah membentu mereka bekerja untuk kebaikan sosial. Untuk melakukan hal itu, sering kali pemerintah harus memanfaatkan sumber masyarakat sipil: sumber-sumber itu di perlukan kembli bagi pemerintahan yang efektif.seluruh pertimbangan juga berkaitan dengan persoalan ketidaksetaraan, yang sekarang akan sayta bahas.
E. PERSOALAN KETIDAKSETARAAN
 Membandingkan Ketidaksetaraan
 Pajak Dan Redistribusi
 Ketidaksetaraan Dan Negara Kesejahteraan
 Kemiskinan Dalam Waktu Yang lama
 Eksklusi Sosial Pada Bagian Atas
 Kesimpulan
Kualitas-kualitas yang khas dari pendekatan jalan ketiga terhadap ketidak setaraan, mudah untuk di ringkas. Pendekatan ini memiliki concern terhadap kesetaraan dan pluralisme, memberikan penekanan pada model egalitarianisme dinamis.pada dasarnya ia memfokuskan kepada kesamaan kesempatan,tetapi juga menekankan bahwa hal ini mengandaikan redistribusi ekonomi. Ia berusaha merespon pengaruh-pengaruh yang berubah terhadap ketidak setaraan dan juga pola-pola yang sedang berubah. Negara, termasuk negara kesejahteraan, menurutnya, tidak hanya “bereaksi” terhadap ketidak setaraan dan kemiskinan. Ia masuk ke dalam situasi kehidupan individu dan kelompok – kelompok terkait.
Restruktirasi sistem kesejahteraan mesti memiliki beberapa tujuan – menghematbiaya ketika di perlikan, tetapi juga beraksi terhadap kondisi-kondisi sosial dan ekonomi yang baru dan menanggulangi akibat-akibat yang buruk yang karenannya negara kesejahteraan muncul. Kebijakan sosial dan ekonomi tidak bisa lagi di perlukan seolah kebudayaan berada pada bagian yang terpisah.biaya sosial mestidinilai dari segi konsekuensi-konsekuensinya terhadap ekonomi secara keseluruhan- salah satu alasan mengapa kebijakan kesejahteraan untuk kerja(walfere – to - work )di beri peran utama. Eksklusi sosial mensti di teliti dengan seksama dan bereaksi terhadap mereka yang termasuk kelompok bawah dan atas. Pendefinisian ulan ketidaksetaraan dalam kaitan dengan eksklusi pada kedua level tersebut, sesuai dengan pendangan dinamais terhadap deprivasi dan kemewahan.
Sebagaimana dalam wilayah kebijakan polotik lainnya, ketidaksetaraan tidak bisa di hadapi semata-mata dengan rencana nasional. Persoalan pemerintah ekonomi global, dan regulasi kekuatan perusahan, juga harus di hadapi secara langsung, sekalipun mungkin problematis dan rumit. Persoalan-persoalan itu merupakan substansi bab kesimpulan.
F. MENERIMA GLOBALISASI SECARA SERIUS
 Supremasi Ekonomi Global
 Managemen Ekologis Global
 Globalisasi dan Regulasi Kekuatan Perusahaan
 Perang Lama dan Perang Baru
 Demokrasi Global

GEORGE H. MEAD

GEORGE H. MEAD
A. BIOGRAFI
Kebanyakan teoritis yang penting yang diskusikan dalam buku ini mendapatkan penghargaan terbesar sepanjang hidup mereka karena karya mereka di terbitka. Tetapi Mead mempunyaii keistimewaan, setidaknya semasa hidupnya, karena kuliahnya sama besar pengaruhnya denga tulisannya. Kata – katanya berpengaruh kuat terhadap mehasiswanya yang yang kemudian menjadi sosiologi terkenal di abad 20. salah seorang mahasiswa berkata :”percakapan adalah medium terbaik’ tulisanya adalah medium kedua yang jelek”(Smith, 1931;369). Mahasiswanya yang lain, Leonard Contrell, sosiologi terkenal, melukiskan Mead sebagai seorang guru besar.
Bagiku kuliah Prof. Mead adalah sebuah pepngalaman unik dan tak terlupa….Mead berperawakan besar, berpenampilan ramah dengan misi yang bagus dan berjenggot ala Vandyke. Berwatak ramah lembut, senyumannya yang agak malu – malu sesuai dengan binar – binar di matanya seolah – olah ia menikmati lelucon rahasia yang di mainkan kepada hadirin
Ketika memberi kuliah, selalu tanpa catatan. Praf, Mead memainkan – mainkan sebatang kapur dan megamatinya dengan asyik…bila ia akan menyampaikan pemikiran mendalamnya yang khusus dalam kuliahnya, ia melihat selihat selintas serayamelempar senyuman seolah – olah meminta ,maaf kepada kami – ia tak pernah memandang langsung kepada siapapun. Kuliahnya terus mengalir dan amipun segera mengetahui bahwa pertanyaan atau komentar dari mahasiswa, takkan mendapat dambutan. Bila seorang mahasiswa cukup berani mengajukan pertanyaan, tentu akan ada bisikan – bisikan bernada mencela dari mahasiswa yang lain. Mereka menolak setiap interupsi atas sajian kuliah yang mengalir sangat bagus itu…..
Harapan terhadap mahasiswa tak berlebih, sederhana saja. Ia tidak pernah memberika ujian. Tugas utamanya adalah menyuruh kami membuat paper mengenai mata kuliah yang di ajarkannya sebaik mungikin. Paper itu di baca Prof .Mead dengan sangat teliti dan dari situlah dia memberikan nilai akhir dalam mata kuliah yang bersangkutan. Orang mengira bahwa untuk untuk menulis paper itu mahasiswa lebih mengandalkan pada upaya membaca buku ajaran ketimbang menghadiri kuliahnya, namun kenyataan tidak demikian. Mahasiswa selalu hadir. Tanpa menghadiri kuliahnya, mahasiswa tak dapat memahami pemukiran Mead secara memadai.(Cottrell, 1980;49-50)
Mead memiliki kesulitan yang sangat besar dalam menulis dan hal ini menyulitkannya. Beliau berkata ”saya sangat tertekan dengan ketidak mampuan saya menuliskan sesuatu yang saya inginkan”.(dinukil dari G. Cook, 1993;Xii)
Setelah memberi kuliah beberapa tahun , banyak pemikiran sosiologi Mead yang kemudian di publikasikan, terutama di dalam main, self and society.buku ini, dan karya Mead lainnya, sangat besar pengaruhnya bagi sosiologi masa kini.
Mead lahir di South Hatley Massachusetts 27 februari 1863. ia mendapat pendidikan terutama di idang filsafat dan aplikasi terhadap kajian psikologi sosial. Mendapat sarjana muda dari Oberlin Collega (tempat ayahnya menjadi profesor) di tahun 1883 dan beberapa tahun kemudian, menjadi guru sekolah dasar, menjadi mantri ukur di perusahaan KA dan memberikan les Privat. Tahun 1887 Mead meneruskan pendidikan ke harvad. Setelah beberapa tahun kuliah di Harvad maupun Leipzig dan berliln, Mead di tawari menjadi dosen di Universitas Michigan tahun 1891, penting untuk di catat bahwa Mead tak perna mendapat gelar sarjan (S1), di tahu 1894, atas undangan John Dewey, ia pun pindah ke Universitas Chicago dan tetap disitu hingga akhir hayatnya.
Sebagaimana tampak dalam nukilan di bawah ini, jelas sekali bahwa Mead sangat terpengaruh oleh Dewey, bukan saja seorang denga pemikiran orisinil dan luar biasa, tetapi juga seorang pemikir yang paling dihormati yang pernah saya temui. Saya mendapat banyak darinya ketimbang orang lain.,(dinyatakan dalam G,Cook, 1993;32)kesimpulan itubenar adanya terutama pada awal kariernya di Chicago. Bahkan ia mengikuti Dewey dalam hal teori pendidikan (Dewey meninggalkan Chicago pada 1904)walau demikian, pemikiran Mead dengan melepaskan diri dari pemikiran Dewey dan memadukan dengan teori Psikologi sosialnya yang terkenal tentang pikiran, diri, dan masyarakat. Mead mulai mengajar psikologi sosial pada tahun 1900. pada 1916 – 1917, kuliahnya menjadi kuliah lanjutan (catatan kuliah stenografis mahasiswa dari tahun 1928, menjadi karya dasarnya Mind, Self, and Society) dari kuliah pendahulu yang disampaikan mulai 1919 oleh Elssworth Faris dari depertemen sosiologi. Melalui inila Mead memiliki pangaruh yang sangat kuat atas para mahasiswa sosiologi (juga atas mahasiswa psikologi dan pendidikan)
Sebagai tambahan dalam aktivitas akademiknya, Mead aktif dalam reformasi sosial. Ia percaya bahwa sains dapat di pergunakan untuk mengatasi problem sosial. Misalnya, ia aktif terlibat dalam pengumpulan dana dan pembuat kebijakan berkenaan dengan pemukiman sosial Universitas Chicago – yang terinspirasi dari karya Jane Addams, hull house. Mungkin yang paling pentingia memegang peranankunci dalam riset sosial yang ditiadakan oleh lembaga pemukiman tersebut.
Walau sudah memasuki mas apensiun pada 1928, akan tetapi dia terus mengajar sebagai dosen kehormatan dan menjadi ketua jurusan filosofi pada tahu 1930. sayangnya, Mead terlibat konflik yang menyakitka antara departemen yang di pimpinnya dengan presiden Universitas. Hal ini menyebapkan surat pengunduran diri dari Mead yang dituliskannya dari ranjang rumah sakit pada 1931. pada akhir april di tahun yang sama, beliau di izinkan pulang, namun menunggal duia akibat gagal jantung di hari berikutnya. Kesannya tentang Mead, John Dewey barkata “pemikiran filosofi yang paling orisinil dari generasi terakhir Amerika”(G,Cook, 1993;194)

MICHEL FOUCAULT(LYDIA ALIX FILLINGHAM)

MICHEL FOUCAULT
(LYDIA ALIX FILLINGHAM)

A. Biografi
Ketika ia mati kareba AIDS di tahun 1984 dalam usia 57 tahun, “Foucault mungkin adalah intelektual yang paling terkenal di dunia”(J.Miller,1993;13),kemasyuran itu berawal dari kumpulan karyanya yang mrngagumkanyang mempengaruhi pemikir di sejumlah bidang ilmu yang berbeda, trmasuk sosiologi.Foucault juga menempuh kehidupan yang menarik dan tema yang menandai kehidupannya itu cenderung menentukan karyanya, sebenarnya dapat dinyatakan bahwa malalui karnyanya ia mencoba memahami dirinya sendiri secara lebih baik dan kekuatan-kekuatan yang membuatnya menjalani kehidupan seperti yang di lakukan itu.
Di antara karyanya yang terakhir adalah trilogi yang memusatkan perhatian pada seks - the Histori of sexsuality(1980an), the care of the self(1984)dan the use of plesuer(1985).ketiga karya ini mencerminkan obsesi seumur hidupnya terhadap seks.sebagian besar kehidupannya rupanya telah di tentukan oleh obsesi ini, terutama tindakan homoseksualitasnya dan sadomasokismenya, dalam lawatannya ke San Fransisco tahun 1975, ia mengunjungi dan sangat tertarik terhadap perkembangan komunitas homo di kota itu, ketika itu dan dalam beberapa kali lawatannya kemudian,ia menjadi anggota aktif dalam aktivitas homo,lebih khusus lagi ia rupanya telah tertarik pada hubungan seks inpersonal yang berkembang di tempat pemandian yang tak terkenal ketika itu.ketertarikan dan partisipasinya di lingkungan dan aktivitas ini adalah bagian dari minatnya seumur hidup terhadap hal yang “berlimpah ruah, tak terkatakan, amat busuk, mengerikan, menabjubkan, menggembirakan, luar biasa”(di kutip dalam j.Miller,1993;23). Dengan kata lain, dalam kehidupannya(dan dalam karyanya).ia sangat tertarik pada “pengalaman luar biasa”seperti aktivitas sadomasokisme impersonal yang terjadi di dalam dan di sekitar tempat pemandian itu. Kenyakinannya adalah bahwa selama mengalami pengalaman luar biasa itulah pemecahan masalah intelektual besar dan inspirasi muncul.
Jadi, seks berkaitan erat dengan pengalaman luar biasa dan menurut Foucault keduanya selanjutnya berkaitan dengan pandangannya tentang kematian; aku rasa, kenikmatan yang kuanggap sebagai kenikmatan nyata yang demikian mendalam, sedemikian hebat, sedemikian berlimpah, yang tak dapat ku pertahankan…kenikmatan smpurna..bagiku, berkaitan dengan kematian (di kutip j. Miller ,1993;27).meski tak ada cara untuk memastikan bahwa Foucault terjangkit AIDS di San Fransisco, faktanya adalah bahwa ia berulang kali mengunjungi kota itu,di tahun 1979,1980 dan 1983,bahwa di musing gugur 1983 ketika ia menyadari benar tentang AIDS dan fakta bahwa homoseksual kemungkinan besar menularkan penyakit itu,ia terjun kembali ke dalam hubungan seksual impersonal di rumah pemandian di San Fransisco;dia terjangkit AIDS sangat serius…ketika ia pergi ke San Fransisco untuk kali terakhir, ia lakukan itu sebagai sebagai limit experience”(dikutip dalam j.Miller, 1993;380).
Ia juga memiliki pengalaman yang luar biasa dengan LSD di musim semi 1975, ketika itulah dia mencoba berkenalan dengan obat bius dan langsung ketagihan. Obat ini mendorong pemikiran sampai kebatas:”langit bagaikan meledak..dan bintang menghujan jatuh ke atasku , aku tahu itu tak benar,namun inilah kebenaran”( dikutip dalam j.Miller, 1993;250).dengan air mata mengalir di pipinya, Foucault berkata, “aku sangat berbahagia..malam ini aku mencapai perspektif baru tentang diriku sendiri…kini aku jadi memahami seksualitasku…kita pasti akan pulang kembali (dikutip dalam j.Miller, 1993;251) ”
Sebelum pengalaman dengan LSD, Foucault telah bekerja keras melakukan riset tentang sejarah seksualitas dirinya sendiri. Ia merencanakan melakukan pendekatan sama pendekatannya dalam menyusun karyanya tentag kegilaan dan masalah lainnya.tetapi setelah di hadapkan pengalaman luar biasanya dengan LSD, ia secara total merombak proyek risetnya itu. Di antara perubahannya yang mendasa itu adalah proyek risetnya itu menjadi lebih memusatkan perhatian pada kedirian, inilah barang kali yang di maksut dengan fokus baru, ketika saat kecanduan LSD ia berbicara tentang “pulang kembali”(ke diri) lagi.
Foucault tidak hanya mendorong dirinya sendiri ke batas dalam kehidupan pribadinya tetapi juga dalam karyanya. Memang dapat di nyatakan bahwa sifat ekstrem keduanya cenderung salaing memuakkan satu sama lain. Apapun yang di katakan orang mengenai karya Foucault, yang jelas ia sangat kreatif.karyanya adalah sebuah pengalaman yang luar biasa baginya dan mempelajari dapat menjadi limit experiencebagi pembaca
Karena ia beroperasi di garis batas, kehidupan dan karya Foucault menolak definisi sederhana . Foucault telah menunjukkan bahwa segera setelah ia menulis, “aku tak akan pernah mempertanyakan siapa aku dan tak akan pernah meminta diriku tetap menulis tema yang sama”

B. Kegilaan dan Peradaban
Marilah kita mulai tanpa adanya gagasan tentang kegilaan sebagai suatu yang sama sekali terpisah dari atau brlawanan dengan, akal sehat!andai kata anda melihat seorang yang sangat aneh sedang marah-marah sendiri dan memukul-mukul udara di sekitarnya, sekarang anda berjumpa dengan orang lain yang memberi tahu anda bahwa FBI telah menanamkan sebuah penerima radio di otaknya dan sedang memonitar pikiran-pikirannya, dan ia percaya bahwa mereka akan segera mengendalaikannya.(kita anggap anda tidak percaya padanya), kemudian anda berjumpa dengan seseorang yang duduk dengan sangat tenangnya danb tidak bergerak ataupun berbicara, meskipun anda mengetahui bahwa secara jasmani ia mampu berbuat begitu.
Maka lihat ketiga orang tersebut dengan melupakan sebentar segala sesuatuyang anda ketahui tentang penyakit jiwa. Ketiga orang itu masing-masing jelas mempunyai suatu masalah yang mem buatnya tidak dapat berfungsi dengan baik dalam masyarakat kita. Tapi apakah anda akan mengatakan bahwa mereka semua menderita penyakit yang sama dalam bentuk yang berbeda.apakah anda akan mengatakan bahwa yang salah pada mereka adalah akal sehat mereka, apakah terpecah?, apakah anda akan mengatakan bahwa satu-satunya orang yang mirip dengan mereka adalah profesor logika?
Mereka mungkin kelihatan menggunakan logika dengan sangat ketat. Sedangkan FBI telah memasukkan sebuah pemancar dalam otak anda untuk memonitor pikiran-pikiran anda, sudah selayaknya mnencurugai mereka yang berusaha untuk mengendalikan anda, kita dapat mengatakan bahwa mereka semua kelihatan mempunyai masalah emosional. Akan tetapi, emosi apa yang terlibat secara khusus dalam setiap tindakan mereka, dua orang yang pertama mungkin kelihatan mempunyai masalah dengan pikiran-pikiran mereka, tetapi apa masalah pikiran dari seseorang penderita katatoni
Jika anda masih memikirkan kategori seperti misalnya KEGILAAN, anda tidak akan dapat bepikir bahwa semua orang itu sama, dan anda tidak akan berpikir tentang mereka sebagai kebalikan dari kta orang-orang BERAKAL SEHAT Foucault bertanya bagaiman kategori-kategori itu berkembang, dan bagaimana pikiran kita tentang diri kita sendiri berinteraksi dengan pikiran kita tentang orang gila itu.
Mulai dari hipotesis bahwa kegilaan bersangkut paut denga hal menyingkirkan bebrapa orang dari masyarakat, terutama dengan mengurung mereka.pada awal abad pertengahan, orang-orang yang diinginkan oleh setiap orang supaya di singkirkan adalah para penderita kusta, yang tidak hanya penyaikitnya menular tetapi juga tidak enak di pandang. Tetapi kemudian, tiba-tiba, pada abad ke-14 penyakit kusta lenyap! Setipa orang senang, tetapi harus di apakan tempat-tempat luas yang sebelumnya di pakai untuk orang itu? Tempat-tempat itu kosong, tetapi hanya sebentar………..
Pada abad ke-15 muncul satu gagasan baru, dan gagasan itu menjadi gambaran pokok dalam imajinasi umum, dengn hilir mudik dengan menyusuri sebuah sungai, seperahu orang buangan di angkut dari kota yang satu ke kota yang lain, selalu di usir, sering kali dengan membayar sang kapten untuk terus mengangkut mereka.
Mengapa tiba-tiba muncul gambaran itu? keterpesonaan budaya pada kegilaan. Ancaman mengerikan yang mungkin mengandung kebenaran yang bahkan lebih mengerikan. Erasmus (1466-1536)seorang filsuf belanda, menulis Moriae Encomium, ‘Pujian Kegilaan’1509, karya ini dan Shakespeare King Lear(1605) kedua-duanya berfokus pada pandangan-pandangan berbahaya yang mungkin di miliki orang gila.

“sifat dasar kegilaan pasti rangkap dua. Yang satu di kirim dari neraka oleh kemarahan yang menaruh balas dendam pada waktu nafsu-nafsu itu melepaskan ular-ular mereka dan menyerang hati orang-orang dengan keinginan berperang. Kehausan tak terpuaskan akan emas, keaiban cinta yang terlarang, ketegaan membunuh orang tua, Incest. Yang lain sangat berbeda, keinginan melebihi segala sesuatu, dan diketahui berasal dari aku.ini terjadi bilamana suatu penyimpangan mental yang membahagiakan membebaskan jiwa dari keprihatinan-keprihatinannya dan pada waktu yang sama mengenbalikan keadaannya dengan menambah berbagai kesenangan “
-Kegilaan-

“pernahkah kau lihat seekor anjing petani menyalaki seorang pengemis? Dan pengemis itu lari ketakutan? Di situ dapat kau lihat gambaran besar kewibawaan : seekor anjing taat dalam tugas.
Pada abad ke-17, tiba-tiba orang sebayak-banyaknya di penjara.penjahat ya, karena pelangaran kecil, dan orang gila, siapapun yang berlaku aneh (dan tentu saja termasuk penderita ayan), dan orang sakit yang sebelumnya di rawat di rumah tetapi juga orang miskin, siapapun yang menganggur. Satu di antara seratus orang paris di penjara. Inilah rumah-rumah tua bagi penderita kusta yang menjadi sangat berguna.
Orang gila dipikir sebagai subkategori orang yang menganggur. Anda mungkin berpikir bahwa orang miskin adalah korban masalah ekonomi, tetapi tidak, orang miskin adalah pencipta masalah moral. Kegilaan sekarang ini memalukan dan harus di sembunyikan. Pada abad ke-17 dan ke-18, tidak puas dengan menerapkan orang gila, orang-orang mau menerapkan ide gila itu.

Bagaimana kegilaan
mereka pikirkan?
Merupakan salah stu cara utama. Mula-mula histeria di pikir sebagai penyakit jasmani semata, tetapi cukup kuat untuk menjadi penyebab kegilaan; histeria adalah sawan tanpa sebab nyata.kata “Histeria’ berasal dari kata yunani untuk rahim. Sampai selama masa renaisans orang percaya bahwa rahim wanita dapat berpindah dari tempatnya,
Dan mengembara
Di seluruh tubuh
Menyebapkan
Gangguan
Pada abad ke -17, gagasan ini lambat laut di tinggalkan, tetapi gagasan bahwa histeria adalah masalah wanita, dan bersangkut paut dengan seks, tetap hidup terus
Menjelang adab ke-18, di katakan bahwa perawatan jasmani saja tidak akan menyembuhkan kegilaan. Ini tidak menandai awal permulaan perawatan psikologis,

Tetapi lebih merupakan pencerahan kesatuan badan dan jiwa, pecahnya konsistensi dagian dalam sistem lambang.
REVOLUSI PRANCIS
Mirabeau dan marquis de sade, du bangsawan prancis, kedua-duanya di penjarakan pada waktu yang sama, sebagai orang cabul kelas atas yang tidak dapat di perbaiki
Sade bapak sadisme, “benar-benar gila, dan sungguh-sungguh bejat”,di bebaskan kemudian, tetapi Mirabeau, yang segera kan menjadi pahlawan negerinya, harus tetap meringkuk dalam penjara tanpa alasan jelas;irani ini melambangkan, bagi kaum revolusioner, seluruh masalah dengan dunia.
KEMUDIAN REVOLUSI MELETUS.
BASTILLE DISERBU.
MIRABEAU AKAN MEMIMPIN RAKYAT
MELAWAN
SANG RAJA
Rakyat berkuasa!
Habisi raja!
Habisi gereja!
Habisi orang kaya!
Sampai akhirnya banyak orang yang di habisi .
Namun sementara itu, orang gila tidak mengalami seperti itu. Sesudah revolusi meletus, orang gila harus di kelurkan dari penjara (kebanyakan karena terlalu menghinakan bila para tahanan di penjara bersama orang gila), dan di tempatakan di rummah-rumah sakit khusus.

Akan tetapi, rumah sakit itu tidak ada
Maka mereka di pulangkan kepada keluarga mereka
Kemudian mereka di usir dari rumah mereka karena terlalu mengganggu (atau sekurang-kurangnya tampak begitu)
Mitos berkembang dari dua pembebasan bersama orang gila, bangsawan dan orang bikjaksana yang memanusiawikan perawatan terhadap kegilaan.

(Philippe pinel); pembebasa besar orang gila selama revolusi perancis, masuk ke dalam penjara-penjara dan melepaskan rantai orang-orang gila. Ketika di tanya, ia berkata, “saudara, saya yakin bahwa orang-orang gila ini begitu keras kepala hanya karena mereka tidak di beri kesempatan untuk menghirup udara segar dan kebebasan”, orang gila mempunyai revolusi mereka sendiri, dan pembebasan mereka sendiri.

Seorang Quaker yang lemah lembut, mengadakan khalwat di pedesaan untuk orang gila. Tanpa palang penghalang. Tanpa rantai belenggu. Kelihatan seperti tanah pertanian, terasa seperti keluarga

Kisah sebenarnya di balik mitos
Tuke- ya, khalwat itu seperti keluarga, dan orang-orang gila adalah anak-anak, yang harus belajar menghormati wibawah ayah, Tuke sendiri. Orang gila harus di didik dan didisiplinkan sebagai anak. Mereka harus di ajari agama. Sumber segala moralitas dan mereka harus melakukan berbagai pekerjaan, karena kerja sangat penting dalam mengajar orang dalam mengatur dirinya sendiri. Belenggu-belenggu di lenyapkan, tetapi jika anda tidak baik, belenggu-belenggu akan di pasang kembali, dan anda sendiri yang harus di salahkan.
Segai orang gila abad ke-18 anda mempunyai semacam kebebasan dari tanggung jawab; yang sekarang ini sama sekali tidak anda punyai. Sekarang kegilaan adalah kesalahan anda sendiri tanggung jawab anda sendiri, dan karena orang lain selalu mengawasi anda,anda belajar mengawasi diri anda sendiri.
Tuke dan para pembantunya akan mengadakan pesta-pesta teh untuk para pasien, tetapi ini sama sekali buka bersenang-senang bersama, melainkan merupakan tes yang menakutkan. Para pasien masing-masing harus memainkan peran seseorang asing yang tidak di kenal yang sedang berkunjung di negeri jauh, dan harus berprilaku dengan pants dan memberi sambutan sebentar. Dengan demikian, cita-cita yang baru di kemukakan untuk prilaku pasien. Pasien masing-masing harus belajar menjadi orang “normal “ yang sama sekali buta, tanpa ciri-ciri yang tak biasa, tanpa individualitas.
Pinel mempunyai sistem moralitas yang sangat banyak berhubungan dengan kelas menengah baru yang dominan sebagai kekuasaan mutlak di dalam rumah sakit, dan menjadi sandart untuk masyarakat secara keseluruhan. Sekarang bahaya kegilaan berasal dari orng-orang kelas bawah yang tidak mau menyesuaikan diri dengan standart itu
Para penjaga senantiasa mengawasi orang gila, dan memberikan hukuman untuk setiap pelanggaran.pola pengawasan dan penghukuman harus di ulang-ulang samai diinternalisasikan denga kokoh pasien
Masuklah…………….dokter
(ia tidak ada di sana di rumah sakit rumah sakit yang lebih tua)
Kegunaan apa yang dapat di berikan oleh seorang yang terlatih dala bidang kedakteran kepada orang-orang yang tidak sakit dari segi jasmani?
DOKTER ADALAH ORANG BIJAKSANA DAN MULIA YANG BERIJAZAH
Baik Tuke maupun pinel menemukan bahwa hal yang terpenting adalah hadirnya otoritas moral yang besar, dan kedua orang itu memperkerjakan dokter-dokter untuk rumah sakit mereka. Lama kelamaan dokter mengambil alih fungsi sebagai BAPAK dari orang-orang buka spesialis seperti Tuke dan Pinel. Masalah satu-satunya ialah bahwa dokter-dokter itu lupa bahwa mereka ada di sana karena mereka bijaksana dan mulia.mereka menganggap bahwa kedokteran adalah ilmu sukar, dan mereka ada di rumah sakit sebagai ilmuan, dan bahwa mereka dapat memberikan jalan keluar atas prilaku ini.
Bagi pasien, dan bagi dunia pada umumnya, kemampuan dokter kelihatan semakin bersifat magis, sekalipun kita di beritahu oleh para dokter betapa ilmiah kemampuan itu.

Karena Foucault sendiri pergi ke seirang analisis, ia mempunyai beberapa keraguan. Foucault mulai berpikir tentaung Freud dalam menilis buku ini, tetapi sama sekali tidak selesai.

C. Lahirnya Klinik
“buku ini bercerita tentang ruang, tentang bahassa, dan tentang kematian; tentang melihat tanpa mata”
Apa sebenarnya yang di maksud foucault denga klinik?
Sebenarnya, anda telah melihatnya di TV. Pikirkan Dr. Kildare, Dr. Welby, St. Elsewhere, atau Doogie Houser (ambil satu dari generasi mereka). Dalam semua pertunjukan itu, anda melihat dokter yang berpengalaman mengelilingi bangsal-bangsal mengunjungi pasien-pasien, di ikuti oleh calaon-calon dokter ysng ingin yahu dan ketahuan.
Jika anda berpikir opname di rumah sakit, anda mungkin aka melihat hal yang sama, anda barng kali akan menerimanya sebagai bagian yang wajar fdari menderita sakit dan opname di rumah sakit, bagian yang membantu anda. Akan tetap, perhatikan apa yang terjadi pada pasien dalam proses ini.
Sekelompok orang berkumpul di sekitar tempat tidur. Menatap pasien, barang kali sambil memijat atau meraba. Si pasien harus berdiam diri jika di tanya, dan kadang-kadang di gunakan sebagian dasar bahan penghianan seorang mahasisiwa. Pasien menjadi barang, penyakit, karena dokter tidak tertarik pada apapunlainnya mengenai pasien,(kecuali, tentu saja, dokter-pahlawan di TV yang selalu melihat dan memahami pribadi sebearnya yang sdedang berbaring di sana). Semua ini, rumah sakit yang mengajar dan poengertian dokter yang klinis swebagai metode yang terbaik untuk merawat pasien dan untuk melatih dokter, adalah apa yang di maksudkan oleh Foucault dengan

“KLINIK”
Ada dua impian medias yang besar dari Revolusi.
1. …menasionalkan aturan religius para dokter, yang kan merawat tubuh seperti para imam merawat jiwa.
2. ....tatanan sosial yang sempurna, sama sekali tidak mengenal penyakit lagi!
Penyakit orang miskin adalah produk dari keadaan-keadaan yang mengerikan sebagai tempat mereka hidup, dan penyakit orang kaya adalah akibat dari hidup mereka yang boros.,
Tapi bagaimana anda menempatkan kebijakan-kebijakan seperti itu?
Dalam rtevolusi, gambaran pertama adalah menyingkirkan cara-cara lama. Universitas di lihat sebagai benteng kaum elit, maka di singkirkan.rumah sakit di lihat sebagai pemborosan uang – pasien dapat di rawat dengan lebih efisien di rumah, di dalam keluarga. Maka tidak ada lagi rumah sakit, dana rumah sakit disita, dan kadang-kadang di tabung, kadang-kadang di gunakan untuk menandai amal kasih publik, dan kadang-kadang dijadikan uang tunai siap pakai.
Akan tetapi, masih ada
banyak orang yang sakit
Dan kemudian ada
prajurit-prajurit
yang terluka

maka dokter pasti akan di butuhkan, petugas-petugas medis di perlukan, dan hampir siapapun di terima dan di berikan sedikit pelatihan. Orang-orang ini akan kembali dalam kehidupan sipil sebagai dokter dan, karena tidak di awasi, dapat menimbulkan kerugian.
Suatu kasusu yang benar-banar terajadi, dari Creuse, yang menyebapkan beberapa orang meninggal
“gangguan perit?
Kami harus membersihkan perut anda, dengan menggunakan, em,saya kira racun tikus dapat di gunakan.
Berkali-kali tidak berhasil, ya saya kira tidak cukup banyak racun tikus dapat ,di gunakan.
Sesuatu harus di lakukan
Dokter-dokter yang terdidik di Universitas mulai mengajar mahasiswa dengan smbunyi-sembunyi.
Sesudah revolusi, seluruh sistem di bangun kembali dari permukaa. Rumah sakit harus di bangun kembali, dan biasanya rumah sakit di hubungkan dengan universitas yang di bangun kembali.
Lalu apa pentingnya mengenai klinik?
 Pengajaran di satukan dengan praktek
 Klinik menjadi dasar untuk memberikan lisensi kepada para dokter, hal yang lama kelamaan menjadi jauh lebih terbatas
 Guru besar ilmu kedakteran menjadi tokoh yang sangat berkuasa, ia memeriksa pasien, dan kemudian”memeriksa”(menguji)mahasiswa. Pada waktu yang sama, profesor ini menghadapi resiko. Jika ia membuat kesalahan, itu dapat di lihat oleh semua mahasiswa
 Para pasien menerima kunjungan klinis sebagai bagian dari pelayanan mereka yang perlu kepada negara. Ya, mereka mungkin saja meninggal, tetapi secara mulia, karena mereka akan menyumbang kepada pengetahuan manusia.
 Sebagai tempat belajar menjadi dokter, klinik menyediakan serangkaian penyakit. Semua contoh penyakit khusus mungkin di tempatkan dalam satu sel, penyakit yang penting;pasien perseorangan hanyalah suatu kejadian yang kebetulan,semakin penyakit itu tidak biasa, si pasien semakin menarik. Maka penyakit-penyakit di tata letaknya secara spesial, dan guru besar itu berjalan dari penyakit satu ke penyakit yang lain, dengan mengamati setiap penyakit secermat-cermatnya.
Sejenis penglihatan aktif yang disebut Foucault
 “TATAP MATA”
Di beri tempat yang sangat penting didalam ilmu kedokteran
Pengamatan dokter sungguh
Pokok, dan dokter yang tidak
Jeli mengamati adalah
Kegagalan yang terburuk.
Melihat semuanya menjadikannya
Dokter yang sempurna,
Sedang definisi-definisi
Sebelum mungkin
Menempatkan tindakan dokter

“semua usaha dari pemiukiran klinis ini. Mendefinisikan metode-metode dan norma-norma ilmiah merupakan mitos besar tatapan mata murni yang akan menjadi bahasa murni; mata yang berbicara, mata ini akan memeriksa seluruh bagian rumah saki, mengambil dan mengumpulkan setiap peristiwa yang terjadi di dalamnya;dan ketika ia melihat, dan melihat semakin jelas, tatapan mata itu akan di ubah menjadi ujaran yang menyatakan dan mengajarkan….”
Suatu keinginan berimbang, yaitu keinginan akan nosologi yang lengkap (Nosologi = sistem yang menggolongkan segala penyakit) yang kan menyerupai sistem klasifikasi linnaeus tentang tumbuh-tumbuhan dan binatang
Akan tetapi, tidak cukup bnyak yang di ketahui tentang penyakit- terlalu banyak yang di sembunyikan dari penglihatan mata. Tiba-tiba ada focus baru.
Selama dua puluh tahun, dari pagi hingga malam, anda telah membuat catatan di samping tempat tidur pasien…., dasn semuanya membingungkan bila hanya melihat gejal-gejala; yang yang tidak mampu mengungkapkan arti, dan memberikan kepada anda tentang fenomena silih berganti yang tidak koheren. Bedahlah beberapa mayat; anda akan segera menghilangkan kegelapan yang tidak dapat di hilangkan hanya dengan pengamatan.
-marie-Francois-xavier Bichart,
Berbicara pada mhasiswa,
1803
BEDAHLAH
Membedah mayat sebenarnya bukan hal yang baru, tetapi memutuskannya sebagai yang sentra adalah yang sangat berbeda. Tiba-tiba mata dapat melihat ke dalam tubuh, dan semua penyakit terlihat oleh tatapan mata,
Karena hal ini melihat mayat
Maka gagasan tentang kematian berubah
Kematian dan penyakit berubah dari gagasan yang semata-mata negatif menjadi unbsur yang krusia dalam proses hidup.

Dan melalui kematian, ilmu (sains), pada permulaan abad ke-19, mulai memperhitungkan individu
Gagasan kunci untuk
foucault
ilmu berfokus pada asas-asas umum, bukan pada keadaan-keadaan individu.Newton tidak berhenti berpikir pada sebuah apel khus yang jatuh pada kepalanya, ia menggambarkan suatu asas yang akan menerangkan semua pael, semua benda yang jatuh.
Akan tetapi ilmu seperti itu menghadapi banyak kesulitan bila berurusan dengan manusia. Kuta dapat berbicara abstrak tentang apel, tetapi apabila menyangkut manusia, kuta cenderung sangat memperhatikan individu yang nyata.
Sekitar akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, banyak ilmu yang milau berfokus pada manusia, yaitu ilmu-ilmu manusia; ekonomi, antropologi, linguistik, psikologi dan seterusnya.
Ilmu ke dokteran lebih menyerupai ilmu yang sulit dari pada ilmu-ilmu yang lainnya. Tetapi selalu berfokus pada manusia, menurut foucault, pembedahan mayat memberikan ilmu kedakteran kesempatan untuk menundukkan seluruh tubuh pada tatapan mata ilmiah.

Dokter dapat memandang bagian luar sesorang dan melihat bagian dalamnya
Dan kekuatannya berasal dari caranya melihat dari pada teori-teori yang abstrak.

D. Tatanan Tentang Hal Ikhwal
Sunguh aneh, buku yang sangat kompleks ini segera menjadi terkenal di prancis. Tiba-tiba setiap prang harus memiliki buku ini, dan foucault menjadi sangat terkenal.ia merasa sangat senang dengan pengakuan ini,tetapi ia mencurugai bahwa tidak setiap orang yang membeli buku itu sungguh-sungguh membaca dan memahaminya.
Sesungguhnya ia selalu merasa bahwa karyanya itu buka intuk setiap orang. Menurutnya, anda harus mempunyai latar belakangyang sangat baik dalam bidang filsafat dan sejarah; kalau tidak, karyanya hanya akan di salah pahami. Kalau begitu, memiliki buku itu tidak akan di setujui sama sekali.

Foucaoult mulai karya Tatanan Hal Ihkwal, dengan mengutip dari prnulis Argentina Jorge Luis Borges

Kumpulan aneka macam binatang yang mustahil ini sangat menggelikan bagi kita, bukan terutama pada macam-macam binatang itu senua sangat menggelikan, melainkan karena cara menggolongkan yang menggelikan itu melanggar rasa tatanan kita, ya tatanan hal Ihkwal

Kita semua tahu bila mana kategori-kategori ada artinya dan bagaiamana tidak ada artinya. Foucault ingin mengetahui arti “kita semua”apa yang di bicarakan.pengetahuan tentang bagaimana membentuk kategori itu, dan bagaimana itu berbeda pada waktu-waktu sebelumnya.
Dalam tatanan hal ihkwal, ia mempunyai tiga bidang utama ilmu-ilmu manusia.

Ia melihat struktur pengetahuan suatu jaman, dengan cara menetapkan tatanan. Akan tetapi, ia mulai lama sebelum keberadaan ilmu-ilmu manusia, dan meneliti tentang perkembangan bidang-bodang yang di kenal dalam abad ke-17 dan ke-18 sebagai

Apakah yang menandai pergeseran di dalam dunia modern?
Sebelum abad ke-18, manusia tidak ada. Apa gerangan arti itu?

Tentu saja manusi sudah ada sebelum itu, dan bahkan mungkin sudah memandang dirinya sebagai pusat alam semesta.
Akan tetapi, manusia menjadi pusat karena allah telah membuatnya demikian. Tidak boleh tidak, allah lebih sentral. Dan merupakan sumber segala pengetahuan.pengetahuan manusi terbatas, pengetahuan allah tidak terbatas. Dalam abad ke-18 dan abad ke-19, allah kehilangan tempat-nyasebagai pusat kokoh segalanya, yang membuat segala pengatahuan menjadi mugkin.manusia di tinggalkan sendiri.hanya dengan dirinya sendiri di pusat, sebagai sumber pengetahuan, dan dengan demikian terarah kepada penelitian yang intens ata apa arti makhluk yang mengetahui ini.
Ilmu-ilmu manusia muncul ketika bidang-bidang lama di teliti kembali dengan pengertian baru tentang manusia, baik senagai objek maupun sebagai subjek penelitian.

Foucault tidak pernah berkomentar tentang kelaki-lakian manusia
“Manusia bukan masalah tertua dan juga bkan masalah tetap yang di ajukan kepada pengetahuan manusia.”
Seperti halnya Nietzsche telah mencanangkan kematiaan tuhan, Foucault sekarang meramalkan kematianmanusia,ini suatu pernyataan besar yang baru, yang di lontarkan oleh Foucault, bahwa manusia adalah suatu ciptaan, dan bahwa ia dapat mati.seperti yang saya katakan pada pemula, setian cendekiawan angkatan Foucault harus melihat dirinya sendiri datang sesudah Sarttre.

Tatanan Hal Ihkwal menyajikan tantangan langsung kepada humanis Sartre

Simone de beauvior (1908-1986) mulai bertanya apakah peran kondisi sosial dalam membatasi kebebasan tidak lebih keras dari pada yang di katakan sartre.para pemikir sesudahnya menyetujui pertanyaan-pertanyaannya dan memperkuat keraguan-keragyuan ini.

Kaum strukturalis
Dalam pasca-perang, banyak intelektual setuju dengan keragu-raguan beauvior tentang kebebasan individi. Karena menekankan arti penting struktur-struktur masyarakat dalam menciptakan individu, mereka menjadi di kenal secara kolektif sebagai kaum strukturalis. Foucault pada umumnya termasuk sebagai seorang strukturalis dalam pertengahan enam puluh.
Siapakah mereka itu?
Mereka mulai dengan membangkitkan kembali karya ferdinand de Saussure (1857-1913), seorang ahli dalam bidang linguistik yang sedang naik; saussure pada umumnya di abaikan sampai tahun 50-an dan 60-an.

Dalam setiap bahasa,
hubungan antara penanda
dan yang ditandakan bersifat
sewenang-wenang .

Saussure melihat bahasa secara keseluruhan, untuk melihat bagaiman bahsa bekerja, daripada memusatkan perhatian pada detail-detail khusus.
Foucault menulis tentang gagasan-gagasan seperti itu secara langsung dalam bukunya yang singkat, lucu tentang pelukis Rene Magritte,”C’eci n’est pas une pipe”


(ini bukan pipa).

Saussure
“sistem bahasa aadalah sebuh struktur luas yang selalu berubah-ubah. Sebelum saya, linguistik focus kepada bagaimana bahasa-bahasa berubah dari waktuke waktu, tetapi tidak memberikan kepada anda pandangan sekilaspun tentang bahasa secara keseluruhan., kiharus melihat suatu bahasa pada suatu waktu yang khusus, dan memeriksa semua aturan yang mendukung bahasa itu.”

Antropolog claude levi-strauss
Memperluas gagasan-gagasan saussure untuk berbicara tentang kebudayaan pada umumnya.ia berteori bahwa di dalam sebuah kebudayaan, seperti sebuah bahasa, seluruh masyarakat, semua hubungan manusia di atur oleh aturan-aturan tertentu yang menguasai. Ia mempelajari aturan-aturan ini dan menemukan bahwa aturan aturan itu berpusat pada perlawanan biner tertentu, seperti misalnya atas/bawah, baik/buruk, dan laki-laki/perempuan .
Levip strauss dan kaum strukturalis percaya bahwa ;
o Perlawanan biner dalah yang terpenting
o Aturanl-aturan yang mengikat perlawanan biner dapat di pelajari sebaik-baiknya dengan membekukan waktu dan melihat satu saat tertentu.
o Struktur bahasa adalah dominan, dan orang menjadi bereksistensi melalui bahasa.
o Jadi, orang tidak‘bebas’ untuk memikirkan sesuatu di luar aturan-aturan bahasanya.
Jadi, seorangstrukturaliskan Michel Foucault ?di satu pihak, bukan;ia seorang sejarahwan, dan khususnya tertarik pada perubahan dari waktu ke waktu.
Akan tetapi, di lihat dari hal-hal lain, ya. Dalam meneliti perubahan dari waktu ke waktu, ia hampir tidak menghindar dari struktur. Bukunya yang berikut,arkeologi pengetahuan, memberikan keterangan tentang tujuan-tujuan dan metode-metode sendiri.

Ia menanamkan metode arkeologi oleh karena gagasannya menyingkapkan lapisan-lapisan peradapan. ia berpendirian bahwa kestabilan sistem-sistem pemikiran dan wacana dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama, dan kemudian perubahan dapat terjadi tiba-tiba,lahirnya klinik, misalnya, berpusat pada perubahan dalam pemikiran dan praktek medis pada akhir abad ke-18
Akan tetapi foucault menggunakan sebagian besar bukunya untuk mendiskusikan sistem kedokteran yang telah berlangsung cukup lama, dan sistem klinis itu yang terus berlangsung sampai sat ini.

Seorang Marxiskah foucault?
Marilah kita kembali kepada hal terdahul, kepada seorang pemikir lain yang menelaah sistem-sistem yang menstrukturkan masyarakat. Sarte memberi tahu kita bahwa ia seorang marxis. Seluruh generasi foucault memberontak terhadap Sarte. Apakah dengan demikian mereka memberontak terhadap Marx juga? Apakah foucalt seorang marxis atau seorang anti marxis?
Pertama-tama apakah seorang marxis itu?

Marxis terdiri dari dua bagian utama :
1. pengabut fisi Marx tentang masa depan , revolusi kaum proletar, dan pembentukan sebuah negara baru, marxis
2. analisis sejarah berdasarkan materialisme ekonomis Marx.sejarah di nilai sebagai gerak maju dari sistem ekonomi yang satu, cara produksi yang satu, kepada sistem ekonimi, dan cara produksi berikutnya, dengan seluruh masyarakat dan kebudayaan di tentukan oleh detail-detail struktur ekonomi.
Dan siapapu yang tidak bekerja
Untuk mempersatukan bidang-bidang itu
Bukan pengikut saya
Hampir setiap intelektual generasi foucault bergabung dengan partai komunis, dengan menganut cita-cita revolusioner Marx. Kaum strukturalis juga menganggap analisis historis Marx sebagai sesuatu yang cocok karena analisis itu menghapuskan penekanan pada kekuatan individu, yang di lihatnya sebagai ciptaan idioligi yang dominan waktu itu dan idiologi ini sendiri di ciptakan oleh sistem ekonomi. Namun, kalau Marx akan menyatakan bahwa struktur ekonomi mendominasi melebihi semua struktur yang lain, kaun strukturalis akan menganggap bahwa bahasa lebih besar dominasinya.
Michel Foucault bergabung dengan Partai Komunis lebih kemudian dari pada kebudayaan kawannya, dan keluar lebih dahulu (ia barang kali menjadi anggota resmi partai dari 1950-1953)

Foucault tidak percaya kepada ekonomi sebagai dasar sejarah. Dalam arkeologi, wacana adalah sumbernya, tetapi wacana rupanya hanya mempengaruhi wacana yang lain.

Apa sebenarnya arti “wacana”

Foucault juga mempunyai arti yang sangat khusus: tulisan-tulisan dalam suatu bidang pengetahuan teknis-yaitu,bidang-bidang yang ada spesialisasinya, ada pengetahuan khusus atau teknisnya, dan ada kosakata khusus atau teknisnya.

Setiap zaman akan mendefinisikan wacana-wacana sendiri, dan definisi-definisi ini dapat berubah secar radikal dalam waktu ke waktu. Contohnya perbedaan antara bidang yang di sebut”sejarah alam” dan bidang yang di sebut “biologi”

Gagasannya inilah bahwa spesialis
Teknik selalu bekerja bersama untuk
Membentuk bidang mereka dalam gagasan
gagasannya yang dominan. Bidang-bidang
teknis ini seamakin besar daya kuasanya atas
orang, dan wacana-wacana ini telah
membangun secara mendalam struktur
masyarakat kita

misalnya, wacana tentang kegilaan,
yang di hasilkan oleh para psikiater,
psikologi, pekerjaan sosial, dan pakar
yang lain mendefinisikan peranan-
peranan kegilaan, dan dengann demikian
juga peranan-peranan kenormalan
yang ada pada diri kita semua

model sejarah menurut Foucault berubah sesudah ia membaca kembali karya sisillah Moral
Friedrich Nietzsche (1844-1900) mempunyai pengfaruh yang dalam dan tetap pada Foucault; Foucault khusus tertarik pada penolakan Nietzsche terhadap pengertian-pengertian tentang manusia rasional dan kebenaran mutlak, dan gagasan Nietzsche membangun sejarah dalam ketakrasionalan dan peristiwa kebertulan.

Dari modal berlapis-lapis yang di syaratkan oleh istilah “arkeologi “, Foucault beralih kepada apa yang akan di sebutnya “silsilah”, yang di konsepsikannyasebagai serangkaian cara yang dbertambah banyak secara tak terbatas.ia mulai menekankan bahwa banyak cabang yang tidak sampai kemana-mana, dan bahwa mencari logoika gerak maju itu adalah salah langkah
“Mengikuti turun menurun yang kompleks itu mengidentifikasi peristiwa-peristiwa kebetulan, kesesatan-kesesatan, penilaian-penilaiaan keliru, dan perhitungan-perhitungan salah yang melahirkan hal-hal yang tetap terus berlangsung dan bernilai bagi kita; itu berarti menemukan bahwa kebenaran atau pengoda tidak terletak pada akar yang kita ketahui dan hal ada kita,tetapi keadaan luar atau lahir kejadian-kejadian kebetulan.”

Usaha tradisional sejarah untuk mencari asal mula kebenaran-kebenaran moral yang besar sama sekali merupakan langkah yang salah;segala sesuatu tunduk kepada tatapan mata sejarah yang menimbulkan disintegrasi. Tidak ada sesuatu pun yang mutlak.
Kita percaya bahwa perasaan-perasaan tak berubah. Tetapi setiap sentimen, khususnya yang paling luhur dan yang paling tek berpihak, mempunyai sejarah. Kita percaya, dalam peristiwa apapu, bahwa tubuh mentaati hukum-hukum yang eksklusif fisiologi dan bahwa tubuh luput dari pengaruh sejarah, tetapi inipun salah.
Tubuh di bentuk oleh banayak rezim yang berbeda-beda; tubuh di remukkan oleh irama-irama kerja, istirahat, dan hari libur; tubuh di racuni oleh makanan atau nilai-ailai, melalui kebiasaan makan atau hukum moral; tubuh membangu perlawanan atau daya tahan”
Hidup Foucault juga
Berubah denga cepat
Pada akhir tahun 50-an
Dan tahun 60-an,
Sebagaimana
Seorang lainnya

Paris dalam bulan mei
1968 nampaknya ada di
Tengah revolusiyang
Besar. Para mahasiswa
Menguasai gedung-gedung,
Dan di serangi polisi.
Para pemimpin golongan
Kiro radikal menyatakan diri
Mereka Moise, dan
Menuntut di akhirinya
Suatu lembaga,
Seluruh hierarki.

Di mana Foucault di tengah huru-hara ini?
Di tunisia
Sejak tahun 1954, Foucault melakukan serangkaian pekerjaan di luar prancis –swedia, polandia, dan jerman. Pada tahun 1960 ia kembali ke prancis untuk mengajar filsafat dan psikologi di Universitas Clermont-Ferrand
Barang kali tidak menyaksikan sendiri pemberontakan mahasiswa bulan mei itu di paris, teta[pi tunisia tidak luput juga dari protes mahasiswa. Para mahasiswa komunis memberontak melawan pemerintah yang menindas, anti-komunis, pro amerika yang sedang berusaha memodernisasikan tunisia secepat-cepatnya.protes ini,berbeda dengan protes di prancis,adalah persoalan hidup dan mati. Para mahasiswa di jatuhi hukuman penjara delapan, sepuluh, dan empat belas tahun.

Beberapa mahasiswa foucault termasuk mereka yang di tahan. Ia berudaha membela mereka di pengadilan, tetapi tidak perbolehkan menghadiri sidang-sidang rahasia pengadilan. ia membantu mahasiswa yang lain lolos dari penahanan dengan menyembunyikan mereka di apartemennya.
Karena Foucault kembali ke prancis pada akhir tahun ’68, ia siap beraksi dalam dunia politik. Ia di angkat menjadi ketua jurusan filsafat di sebuah kampus baru Universitas Paris.ia memilih filsuf filsuf paling radikal yang dapat di pikirkannya, dan berusaha mempertaahankan jurusannya yang berangin ribut sampai tahun 70.
Kemudian ia mendapatkan salah satu pengangkatan yang paling bergengsi dalam dunia intelektual prancis: ia di pilih masuk College de france. Kewajiban satu-satunya ialah memberikan serangkaian ceramah umum setip tahun tentang karyanya yang sedang bejalan.
Ia menggunakan kebenasan dan gengsi jabatan itu untuk aktif berpolitik dengan cara memadukan politik dan kecendekiawanan.
Bersama-sama, Daniel Defert dan Foucault membentuk sebuah kelompok untuk menyelidiki dan memprotes kondisi-kondisi penjara. Akan tetapi, Foucault juga membangun sebuah versi baru kaum intelektual sebagai pembangkang.
Sarte telah membangun model yang lama:
CENDEKIAWAN TERMASYUR SEBAGAI HATI NURANI BANGSA
Dan dengan demikian filsafatnya berpengaruh pada soal-sola politik dan moral yang penting,Foucault menghendaki supaya kaum intelektual tidak lagi menjadi pusat perhatian, ia tahu prestisnya dapat membawa para wartawan dan kamera kamera Tvke penjara-penjara dan kemudian ia TUTUP MULUT

Pada tahun ’71 dan ’72 ada serangkaian huru hara di penjara perancis. Foucault membantu orang-orang yang di penjara menerbitkan detail-detail kondisi hidup mereka yang tidak manusiawi.
Sekarang Foucault bekerja keras meneliti sejarah penjara. Bersama dengan kelompok penelitiannya, yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswa, ia menerbitkan sekumpulan dokumen tentang sebuah kasusu pembunuhan di prancis pada 1835.aku, pierre Riviere, setelah membunuh ibuku, saudara perempuanku, dan saudara laki-lakiku….: sebuah kasus pembunuhan orang tua dalam abad ke-19 berisi tentang semua dokumen pengadilan,termasuk sebuah pengakuan yang sangat istimewa, bersama dengan esai-esai singkat yang di tulis oleh Foucault dan para mahasiswanya dalam seminar. Banyak dokumen membicarakan apakah Pierre Riviere itu gila, dan dengan demikian merupakan jembatan antara karya Foucault tentang kegilaan dan karya berikutnya.
Buku Foucault berikutnya (Disiplin dan hukuman) meninggalkan strukturalisme abstrak arkeologi, dan menceritakan kisah hubungan-hubungan kekuasaan dan penindasan.Minat perhatian pada penjara menjadi suatu penyelidikan tentang asal usul penjara sebagai bentuk hukuman. Pada umumnya fokusnya sekarang akan terletak pada peranan wacana dalam hubungan-hubungan kekuasaan, dan bagaimana hal itu tampak sebagai abstraksi-abstraksi wacana yang mempunyai akibat-akibat jasmani yang sangat kongkret pada tubuh hukuman.
E. Disiplin dan Hukuman
Disiplin dan Hukuman
(Atau, Bagaiman Menjadi Bangsa Beradap Dalam Kurang Dari Seratus Tahun)
Sebelumnya:
2 maret 1757
Damiens pembunuh raja di jatuhi hukuman”melakukan amande honorable di pintu utama Gereja Paris; ia di angkut dengan pedati, hanya berpakaiaan baju, memgam obor lilin menyala seberat dua pon, kemudian di Place de Grave; di atas perancah yang akan didirikan di sana, dagingnya akan di cabik-cabik dari dadanya, lengannya, pahanya, betisnya dengan sempit yang merah mebara, dan tangan kanannya yang memegang pisau yang katanya di gunakannya untuk melakukan pembunuhan orang tua di bakar dengan belerang, dan di tempat-tempat dagingnya tercabik-cabik di tuangkan tima hitam meleleh, minyak mendidih, damar, malam, dan belerang yang menyala dan meleleh bersama, dan kemudian tubuhnya di tarik dan di belah menjadi empat oleh empat kuda dan anggotan-anggota badannya dan tubuhnya di makan apai, menjadi abu, dan abunya di lemparkan ke udara.”
(sekarang saya tahu itu kedengarannya cukup keji, tetapi cerita yang di kisahkan oleh saksi mata jauh lebuh tak karuan. Ternyata sama sekali tidak mudah mencabik daging dari tubuh denga sempit merah-membara. Kuda-kuda yang seharusnya menarik dan mencerabut anggota-anggota tubuhnya tidak dapat berbuat demikian,karena tidak sempat berlatih. Anak buah si algojo harus memotongmotong tubuhnya, tetapi tubuh Damiens yang tak beranggotakan lagi masih hidup ketika di lempar ke dalam api. Ooh, saya tahu, cuup keji, haruskah saya memberuitahukan hal ini kepada anda? Pokok soal ialah bahwa intensitas reaksi anda menunjukkan betapa jauh kita beralih jauh dari kebudayaan yang memikirkan hukuman yang pantas ini.)


Sesudahnya;
1837
Leon Faucher menyusun suatu jadwal untuk sebuah penjar di paris:”hari pertama para tahanan akan mulai pukul enam pagi pada musim dingin dan pukul lima pada musim panas. Mereka akan bekerja sembilan jam sehari sepanjang tahun. Dua jam sehari akan di gunakan pengajaran. Kerja dan hari akan berakhir pada pukul sembilan pada musim dingin dan pukul delapan pada musim panas”
“bangun pagi. Mendengar bunyi genderang yang pertama, para tahanan harus bangun dan berpakaiaan tanpa bicara, ketika pengawas membuka pintu sela. Pada bunyi genderang yang ke dua, mereka sudah berpakaian dan merapikan tempat tidur mereka. Pada bunyi genderang yang ke tiga, mereka harus berbaris dan berjalan menuju kapel untuk berdoa pagi. Antara bunyi-bunyi genderang itu ada selang waktu lima menit.”
Demikian seterusnya, sehingga setiap detik di rencanakan dengan cermat.
Tidak, dua hukum itu tidak di terapkan pada kejahatan yang sama atau pada kejahatan yang sama. Akan tetapi, masing-masing adalah contoh cara menghum. Cara yang satu rupayan tidak asing sama sekali, sedang cara yang lain amat asing. Lalu apa yang menyebapkan perubahan? Anda dapat memandangnya sebangai lahirnya kebudayaan modern, atau anda dapat berkata bahwa msyarakat menjadi lebih manusiawi, dalam tahun-tahun antara 1757 dan 1837.
Atau anda dapat, seperti Foucault, memandang hal itu sebagai perunbahan dalam penggunaan kekuasaan dan wewenang secara sistematisdalam suatu masyarakat, dan melihat bahwa hukuman yang ke dua mungkin tidak menunjukkan penggunaan kekuasaan yang berkurang. Pengendalaiaan yang seksama atas setiap segi kehidupan dapat mewujudkan suatu pelaksanaan kekuasaan yang lebih lengkap dari pada pertunjukan kematian yang dasyat.


Apabila kita menghukum mati seseorang sekarang,
Mungkin kita mengupayakan agar itu terjadi dengan cepat dan tak sulit.
Pasati, masyarakat mungkin akan membunuh orang,
Tetapi itu tidak akan terjadi dengan secara sengaja
Menimbulkan rasa
sakit

Arti penting rasa sakit
Sebelum, rasa sakit merupakan bagian yang sangat normal, barang kali definisi, dari hukuman.
Siksaan adalah bagian yang sangat penting dari pengadilan, dan siksaan selama pengadilan juga merupakan bagian dari hukuman.
Hah? Bagaiman hukuman di mulai sebelum pengadilan selesai?arangnya belum di nayatakan bersalah.
Kebersalahan pad waktu itu tidak di pandang sebagai segalanya atau sama sekali tidak ada. Orang tidaklah semata-mata bersalah, dan orang tidaklah tak bersalah sebelum terbukti besalah, dan hal ini mungkin membenarkan sedikit siksaan untuk memperoleh sedikit bukti lagi. Orang tidak dapat menjadi objek kecurugaan dan sama sekali tak bersalah.
Sesudah pengadilan selesai, unsur pertunjukan umum ditambahkan. Setiap penjahat merupakan ancaman terhadap otoritas raja. Dan seluruh tanda-tanda kebesaran umum dari kekuasaan raja dapat di gunakan dalam pertunjukan pembalasan dan pemulihan tata tertib.
Akan tetapi, dalam abad ke-18, ketika para filsuf sedang memutuskan bahwa keinginan untuk menimbulkan rasa sakit buka keinginan yang pantas bagi pemerintah, orang banyak yang berduyun-duyun datang untuk melihat pertunjukan siksaan dan kematian menjadi semakin tidak tertib. Sesuatu harus di lakukan.

Sekarang kita harus mengalihkan pandangan ke luar sistem hukum pidana; di sana, sementara ini, suatu ilmu baru untuk mengubah – sesungguhnya merencanakan – individu berkembang dalam angkata bersenjata, sekolah, rumah sakit, rumah sakit jiwa, rumah fakir miskin, serta pabrik.

Spesialisasi
Suatu tempat untuk setiap orang, dan setiap orang pad tempatnya. Tempat seseorang menunjukkan siapa dan apa dia.
Seperti di bangsal ini, atau di sekolah sewaktu siswa terbaik bergerak ke puncak kelas.


Hirarki-hirarki
Rangkaian wewenang dan pelatihan yang kompleks
Setiap tingkat herarki mengawasi yang lebih rendah

Putusan yang memoralkan
Artinya, analisis terus menerus apakah orang yang sudah di latih berdisiplin menyimpang dari keadaan normal. Aturan-aturan biasanya di tentukan secara negatif. Membatasi prilaku atau menetapkan yang tidak dapat di terima. Akan tetapi, prilaku jarang bicara tentang prilaku yang di inginkan. Sebagai bentuk kekuasaan, peraturan mencegah, tetapi tidak menunjukkan secara khusus. Kekuasaan disipliner sangat berbeda; tidak hanya menghukum, tetapi mengganjar, memberi bintang-bintang emas untuk prilaku yang baik, dan kecenderungannya ialah apa yang melanggar perintah-perintahnya di definisikan tidah hanya sebagai buruk tetapi sebagai abnormal. Jadi, kekuasaan disipliner adalah penggunaan kekuasaan yang lebih halus, yang bekerja pada pelanggar dari dalam, dan mengkonsolidasikanmereka yang “normal”terhadap semua orang yang lainnya.
Tidak ada tempat lain di man penggunaan terlembaga atas konsep normalitas di gunakan sebagai teknik secara lebih penuh dari pada rumah sakit jiwa. Rumah sakit jiwa dewasa ini adalah serangkaian bangsal yang bertingkat; melalui bangsal-bangsal ini penghuninya dapat bergerak hanya atas dasar prilaku yang baik, pantas, sehat, seperti di tentukan oleh pemegang kekuasaan lembaga.
Inovasi-inovasi kekuasaan disipliner semua di persatukan dalam satu inovasi arsitektural.
Panoptikum
“moral di perbaiki – kesehatan di jaga – industri di perkuat – pengajaran di sebarkan – beban publik di ringan kan – ekonomi di letakkan, seolah-olah, di atas batu padas – keputusan tidak di ambil secara cepat, tetapi di simpul-simpul kelemahan hukum di urai – semua dengan satu gagasan sederhanadalam arsitektur! ”
Dari prakata untuk panopticum oleh jeremy bantham (1748-1832)
Gagasan ialah bahwa setiap orang di asingkan dalam sebuah kamar kecil; di sana setiap orang dapat di amati setiap waktu oleh satu orang di menara pusat. Bangunan itu akan di beri penerangan seputar tembok pagar, sehingga setiap orang dapat di lihat dengan jelas oleh pengamat pusat, tetapi setiap penghuni tidak akan melihat baik pengamat ataupun penghuni yang lain, Bentham menggunakan konsep pokok yang sama untuk pabrik, sekolah, rumah sakit jiwa……..
Sebagai disiplin di kembangkan denga berbagai cara, hukuman juga berubah.
Sistem yang terpusat pada rasa sakit dan tontonan di serang oleh para ahli teori sosial, tetapi yang lebih pening, tontonan menjadi tak terkontrol, menjadi panggung kerusuhan dan hura-hura politik ( seperti huru hara raja Rodney ), dan, terutama sesudah revolusi prancis, orang sangat bersusah payah untuk menghindarkan diri dari kerusuhan dan huru hara politik.
Seluruh sistem hukuman yang di rancang dan di jalankan secara seksama di reduksi menjadi satu hukuman untuk semua kejahatan:hukuman penjara. Kita sudah terbiasa dengan gagasan ini sekarang:sukar membanyangka itu sebagai hal yang baru. Akan tetapi, penjara tidak di gunakan untuk menghukum: hanya di peruntukkan sebagai tempat menahan mereka yang masih menunggu pengadilan, dan mehnahan para pengutang sampai mereka dapat melunasi hutang mereka. Banyak orang tidak memahami pengertian baru itu.

Kritikan-kriyikan itu sudah di dengar sejak awal, dan masih terdengar sejak inin,

Jika penjara berhasil membangun kembali individu melalui proses ini, pribadi yang seperti apa yang terbentuk?
Seorang pekerja yang penurut melakukan kerja seperti yang di perintahkan tanpa bertanya-tanya. Seorang automaton (orang yang berprilaku seperti mesin), menjadi kebutuhan sempurna bagi pabrik kapitalis


Dan bagaiman denga orang-orang yang tidak di bangun kembali oleh penjara

Mereka kemabali lagi dan lagi, setiap orang tahu bahwa penjara menghasilkan resedivis-resedivis.

Akan tetapi, andaikata penhuni penjara dalam jumlah besar adalah selalu penghuni lama yang kembali di penjara, barang kali fakta ini menguntukngkan masyarakat. Apa keuntungan yang mungkin?

Orang hidup hanya berpikir untuk melakukan kejahatan mungkin akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih buruk, bila mereka hidup dalam masyarakat ramai. Mereka, misalnya, dapat memasuki dunia politik. Penjara penuh dengan pencuri kecil-kecilan yang mencuri, lagi dan lagi, dari seseorang yang mungkin sangat miskin seperti mereka sendiri. Tanpa sistem penjara sebagai suatu bentuk pendidikan dalam hidup ini, bebrapa orang dari mereka mungkin membuat generalisasi tentang masalah-maslah mereka. Dan berteory tentang validitas pengertian hak milik pribadi sendiri. Beberapa dari mereka mungkin mengadakan organisasi serikat buruh atau kerusuhan, atau partai politik. Bila tidak demikian, orang-orang yang tidak akan menerima ideologi yang berkuasa di salurkan secara sistematis ke dalam kisah hidup yang sudah di hafal oleh setiap ilmu pidana; residivis yang putus asa, penjahat tetap.

Atau ambil contoh kelompok residivis yang lain;wanita tunasusial
Apakah masyarakat mengutuk pelacur, atau masyarakat menciptakan ?(pertanyaan jebakan:jawabannya adalah kebua duanya)apakah wanita-wanita itu memberontak terhadap peranan wanita dalam masyarakat, ataukah mereka secara total menceburkan diri ke dalam pelacuran.(hah, pertanyaan jebakan lagi)bagaiman orang akan berpikir bahwa dengan memenuhi penjara seorang wanita akan berhenti menjadi pelacur.dan bagaimana masyarakat harus harus di selamatkan dari serangkaian panjang kejahatan tanpa korban?
Akan tetapi, bagaiman hukuman penjara membantu melanggengkan wanita dalam peranan ini? Penjahat membantu para penjahat dalam masyarakat membangun jaringan. Wanita tuna susila dapat membentuk kemitraan-kemitraan dan mengetahui lokasi mucikari melalui aliansi penjara. Mereka dapat berbuat begitu bahkan dalam sistem yang paling bersih sekalipun. Akan tetapi, hampir selalu ada hubungan erat antara penegak hukum dan pelacur. Di paris pada abad ke-19 hubungan ini di jadikan resmi. Pelacur bukan sesuatu yang ilegal, tetapi pelacuran itu ilegal jika di lakukan di luar daftar polisi setempat.polisi ini adalah gabungan pengawas kesehatan dan mucikari, dan pelacur di bawah pengurus negara.
Prancis pada abad ke-19 dan nevda sat ini adalah kasus-kasus istimewa,, ataukah memang demikian?polisi selalu memutuskan manakah wanita tunasusila yang harus di tahan. Dan mana yang harus di biarkan saja.mereka tahu siap yang sudah pernah di penjara, dan mengapa.polisi menentukan syarat-syarat pelacur boleh beroprasi, dan dalam banyak dan mungkin kebanyakan kasus, dengan membayar polisi sebagai pajak yang harus di bayar seorang wanita tunasusila atas pendapatannya yang bebas pajak.
Pelacur secara potensial merupakan pemberontakan terhadap peranan wanita di bidang ekonomi, sosial, dan seks, namun , sebagai mana yang banyak terjadi, pelacur adalah sistem yang di jalankan dengan sagat ketat oleh laki-laki. Wanita tunasusila senantiasa ada di bawah dominasi kejam orang laki-laki di mana-mana.
(wah. Apakah Tn. Foucault mengatakan semuanya itu?hampir semuanya, ia mengatakan dengan sangat jelas bahwa seluruh bisnis prostitusi memberika keuntungan langsung kepada negara.ia belum mengatakah bahwa ancaman potensial terhadap peranan Gender mengandujng penekanan atas peranan Gender secara berlebihan. Kan tetapi, saya yakin ia akan mengatakannya,bagaimanapun juga, bukunya yang berikut adalah buku yang di dalamnya ia melihat dengan sunggguh-sungguh soal-soal wanita.)

F. Sejarah Seksualitis
Hipotesis represif
Foucault mengidentifikasi suatu pandangan konvensional yang tenang seksualitas

Di muka umu mereka sok malaikat, mengatakan bahwa seks itu tidak ada, bahwa orang tidak mempunyai tubuh. Ini adalah bagian dari kampanye mereka melawan kaum wanita. Mereka mengajarkan kepada wanita yang “semestinya” bahwa seks itu bukan kesenangan, dan wanita harus berpikir tentang sesuatu yang lain, seperti membersihkan dapur, bila suami mereka menghendaki untuk berusaha mempunya keturunan
Sementara itu, di jalan-jalan , di mana – mana ada pelacur, sebab, secara sembunyi-sembunyi, kaum Viktorial benar benar gila seks. Seks adalah segalanya yang selalu mereka pikirkan, sepanjang waktu, dan karena mereka sedemikian tertentu, seks merupakan kebutuhan bagi mereka, dan menjadi semakin sakit.

Ratu Viktorial adalah sisi yang satu dari gambar.
Jack Ripper adalah sisi yang lain
Oleh sebab itu, apa yang kita butuhkan sejak itu adalah mampu berbicara tentang seks secara terbuka – ini adalah stu-satunya jalan satu-satunya untuk menyembuhkan penyakit tersebut.Papa Freud adlah orang pertama yang menerangkan semua ini. Dan sejak itu kita berusaha sekuat tenaga untuk menjadi jujur.terbuka, dan sehat dalam hal seks, untuk membuang segala pembatasan oleh laki-laki berpikir kotor yang mengendalikan dunia. Setiap kali kita berbicara tentang seks, kita harus berani menbuang rantai-rantai kita, dan revolusi seksual adalah langkah pertama menuju setiap revolusi yang lain.
Akan tetapi, sekali lagi, Foucault menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres mengenai gambar ini yang siap kita terima.
“secara singkat, tujuan saya ialah menyelidiki kasus masyarakat yang telah menghukum diri denga keas karena kemunafikannya selama lebih dari satu abad, yang denga bertele-tele berbicara tentang diam dirinya sendiri, dengan sangat bersusah payah menghubungkan secara mendetail hal-hal yang tidak di katakannya, mencela daya-daya kekuatan yang di jalankannya, dan berjanji membebaskan diri dari hukum-hukum yang ketat membuatnya berfungsi. ”
Ia tidak meragukan bahwa dalam”pembicaraan sehari-hari”percakapan tentang seks di batasi. Apa yang terutama hendak dikemukakannya ialah bahwa wcana tentang seks bertambah banyak. Tiba-tiba seks menjadi studi ilmiah, dan objek pengaturanyang seksama oleh banyak lembaga. – sekolah, tangsi, penjara, rumah sakit, dan rumah sakit jiwa. Semua wacan itu merupakan bagian dari tata langkah dunia barat untuk menghasilkan kebenaran seks, untuk mendefinisikan seks dan makna-makna budayanya, yang di sebutnya Scienti seksualis.
Wacan ilmiah tentang seksualitas manusia jauh ketinggalan bila di bandingkan dua cara yang berbeda-beda untuk memahami keberadaan seks secera serentak:biologi reproduksi, yang berkembang sejajar dengan ilmu yang lain, dan ilmu kedokteran seksualitas.
Yang berbeda dengan semua ilmu yang lainnya, tidak sampai kemana-mana, memendam ketakutan-ketakutan yag aneh, dan jels sekali tak rasional.
Contoh kongkret asingnya scientia seksualis adalah karya Chortcot di Salpetriere, pusat perawatan histeria di prancis pada abad ke-19 akhir:di situ Frued memperoleh pelatihannya, para pasien yang terutama wanita di pertunjukkan ke par pengunjung. Ketika Charcot menerangkan setiap kasus, pasien akan “secara spontan”melakukan pose-pose yang aneh , kerap kali sangat seksual, yang akan di lukiskan oleh Charcot sebagai gejal-gejala Histeri yang “bernafsu”. Reaksi pasien dapat di bangkitkan oleh sentuhan seorang dokter pada “daerah indung telurnya”dengan sebatang “tongkat” karena terus menerus di rangsang untuk melakukan pertunjukan seksual yang simbolis, para pasien dengan cepat di singkirkan jika pose-pose mereka menjadi terlalu khusus.
Frued sangat mengagumi semua ini, dan tidak melupakannya sama sekali.
Kita mungkin ingat akan karyanya Dokter Filess, yang percaya bahwa banyak masalah seksual pada wanita di sebabkan oleh menstrubasi, dan dapat di sembuhkan denga operasi hidung.(ya, ia sungguh-sungguh serius mengenai hal ini)Frued memperbolehkan kawannya itu mengoperasi hidung seorang pasiennya, yang sesudahnya mengeluhkan banyak akibat buruk operasi itu. Frued memberi tahu pasiennya itu gejal-gejalanya bersifat histeria, dan tetap mengatakan hal itu bahkan sesudah ia memulai mengeluarkan banyak darah. Akhirnya operasinya di buka lagi dan suatu bahan tipis yang cukup panjang di keluarkan dari hidungnya; dokter Filess karena ke khilafan telah meninggalkan bahan itu dalam hidung pasien.kalau tidak, kekhilafan itu dapat menewaskan pasien itu.
Itulah dua contoh ilmu pengetahuan medis, pengetahuan ilmiah tentang seks, yang sudah kelihatan bagi kita tidak hanya keliru dan salah, tetapi sama sekali gila dan sinting. Bagaimanakah ilmu pengetahuan kita tentang seks akan keliahatan dalam lima puluh tahun?
Ilmu pengetahuan tentang seks seperti itu berkembang sebagai bentuk kekuasaan – seorang pesikiater sedikit banyak mempunyai kekuasaan atas pasiennya hanya dengan duduk dan mendengarkan saja.

Foucault

“metode-metode baru tentang kekuasaan tidak di jamin oleh tetapi oleh teknik, tiada oleh undang-undang tetapi normalisasi, tidak oleh hukum tetapi oleh kontrol, metode-metode yang di gunakan pada semua tingkat dan dalam bentuk-bentuk yang melampaui negara dan aparat.”
Seperti kita mulai dalam disiplin dan hukum, benar dan salah
Baik dan dosa
Di terjemahkan, tetapi secara terlalu langsung belaka, menjadi normal
Dan sakit
Bentuk baru kekusaan ini jauh lebih halus dari pada pengertian tradisional kita, dengan denikian, jauh lebih mudah mengabaikannya, dan jauh lebih sukar melawannya.

“dalam zaman renaisans, sodomi adalah sebuah kategori tindakan-tindakan terlarang…Homoseksual abad ke-19 menjadi suatu tokoh, suatu masa lalu, suatu sejarah kasus,dan suatu masa kecil, di samping menjadi suatu corak hidup, suatu bentuk hidup,dan suatu morfologi, dengan suatu anatomi yang salah dan mungkin suatu fisiologi misterius…orang sadomis merupakan penyimpangan sementara; orang homo seksual sekarangmerupakan suatu spesies” dari gagasan itu kita mendapat pengetian yang cocok dari buku ini – bahwa orang homoseksualitas di ciptakan dalam abad ke-19.

Kekuasaan yang terbatas,kekuasaan bersifat hierkis, mangalir dari atas ke bawah, tetapi di mana-man bersifat lokal, presiden tidak dapat mendiktekan nilai-nilai keluarga (meskipun ada yang berusaha demikian);sebaliknya, pola-pola kekuasaan yang sudah terbentuk di dalam keluarga-keluarga berinteraksi dengan pola-pola kekuasaan dalam lembaga-lembaga dan di seluruh badan sosial.
Akan tetapi, banyak cendekiawan, yang khususnya beberapa sejarahwan, gagasan keberatan tentang kekuasaan itu. Merka menandaskan bahwa kita harus menjadi “agen”. Siapa orang yang melaksanakan kekuasaan ini, yang menciptakan sistem kekuasaan ini?mengapa mereka berbuat sedemikian itu? Skema yang besar baik-baik saja, tetapi sejarah selalu menyangkut individu-individuyang melakukan hal ini atau itu.Foucault menggambarkan suatu teori konspirasi yang sangat besar, tetapi tidak pernah memberi tahu kita siapa kospirator – konspiratornya, atau apa yang mereka dapatkan dari konspirasi itu.
Saya percaya bahwa itu suatu salah tafsir yang sangat mendasar,tetapi Foucault membuat orang mudah salah tafsir.
“tidak ada kekuasaan yang di laksanakan tanpa serangkaian tujuan dan sasadran”
Hal itu pasti kedengarannya seperti seseorang yang sedang membuat rencana dan rencana yang seksama untuk mengendalikan seksualitas orang.
“akan tetapi, tidak berarti bahwa itu merupakan hasil dari pilihan atau keputusan seorang subjek individu; mari kita tidak mencari markas besar yang memimpin rsionalitsnya; bukan juga kasta yang memerintah, bukan kelompok-kelompok yang mengontrol aparat negara, dan juga bukan orang-orang yang membuat keputusan – keputusan ekonomi terpenting untuk mengarahkan seluruh jaringan kekuasaan yang berfungsi dalam suatu masyarakat ( dan membuat masyarakat berfungsi)”
Foucault sama sekali tidak menerangkan jalan keluarnya paradoks itu;ia semata-mata tidak menegaskannya, ia tidak tertarik pada individu dan kehendak perorangan. Ia akan mengatakan bahwa masyarakat itu menjadi terpusat pada individu pada waktu yang sama ketika masyarakat menjadi masyarakat yang memoralkan, dan barang kali individu, hak-hak individual, merupakan alibi kekuasaan,

Jika tidak ada orang yang mengurusi kekuasaan,
Tidak ada orang untuk di persalahkan,
Apakah ada cara untuk melawan kekuasaan?


ya, tetapi perlawanan tidak ada di luar sistem hubungan kekuasaan. Sebaliknya, perlawanan secara inheren merupakan bagian hubungan itu, dalam hubungan-hubungan kekuasaan yang menormalkan pada zaman moderen, hal ini sangat banyak cenderung untuk mengisolasikan dan mengidentifikasikan perlawanan menjadi serangkaian “kasus –kasus khusus” yang tidak mengizinkan generalisasi.
Untuk memahami pengertian ini, pikirkanlah psien – pasien di sel belakang dari sebuah rumah sakit jiwa dewasa ini, hidup mereka di kontrol dengan ketat, dapatkah mereka melawan? Tentu saja, dapat,dan mereka berbuat begitu sepanjang waktu. Akan tetapi, apakah orang yang melihat mengakui perlawanan itu sebagai pemberontakan terhadap suatu sistem kekuasaan yang telah menetapkan mereka sebagai abnormal dan mengontrol hidup mereka, yang membiarkan mereka pergi hanya jika mereka kan hidup selaras dengan gagasan masyarakat tentang keadaan normal?

Aku tidak gila ;
Aku tidak mau pergi ke rumah sakit sekarang ini.
Aku sudah dewasa
Aku dapat membuat keputusan sendiri
Apa yang memberimu hak untuk mengatakan aku gila dan kamu tidak

Dokter dan perawatakan mendengar semua pernyataan itu bukan sebagai perlawanan politis, melainkan sebagai “perlakuan tak kooperatif”, bagian dari apa yang petama-tama membenarkan pengurungan orang-orang itu. Hanya bila mereka menerima sistem kekuasaan dan syarat – syaratnya, mereka akan di tetapkan sebagai normal, dan dengan demikian di bebaskan

Akan tetapi, Foucault tidak melihat sistem itu selalu bekerja dengan cara yang sama di mana-mana,Scientia sexsualis mungkin meraja di eropa dan amerika serikat, tetapi Foucault melihat suatu tata langkah yang sangat berbeda, ars erotica, di cina, jepang, india,roma, dan masyarakat – masyarakat muslim arab

Foucault berpaling kepada alternatif-alternatif scientia sexualis seperti itu di dalam beberapa tahun berikutnya. Jilid pertama sedjarah seksualitas kebanyakan berbicara tentang dua abad terakhir. Jilid II dan III, kegunaan kesenangan dan pemeliharaan diri sungguh tak di sangka – sangka berbicara tentang yunani di romna

Tidak di ragukan bahwa seksualitas pribadi Foucault mempengaruhi minat – minatnya. Ia terang –terangan Homoseksual di dalam kalangannya sendiri, tetapi ia termasuk mereka yang sangat dekat dengan publik pada umumnya. Ia pun diam –diam aktif dalam politik Homoseksual, ketika ia meninggal pada tahun 1984, mula – mula keluarganya menyangkal bahwa ia terkena AIDS.
Memang, tidak jelas sama sekali bahwa Foucault mengetahui ia hampir meniggal karena AIDS.pengetahuan tentang AIDS belum sangat berkembang pada tahun 1984, dan barang kali Foucault percaya bahwa identifikasi penyakit itu sebagai wadah orang Homo adalah khayalan Histeria Homofobis.seandainya para dokternya memberi tahu dia apa yang menyebapkan kematiaannya, ia tidak berbicara tentang hal itu kepada kawan – kawannya.
Bagi beberapa orang di dalam komunitas homo, karena berdiam diri tentang penyakit ini Foucault kehilangan kesempatan untuk membuat suatu pernyataan yang pentingdi bidang politik.

Juga ada, sedikit banyak, kontroversi keterlibatan Foucault dalam sadomasokisme. Ia menyukai adegan di San Francisco; di sana beberapa club mengkhususkan diri dalam bentuk – bentuk sado masokhisme yang di ritualkan yang di kenal oleh masyarakat semata – mata sebagai S/M
Foucault tidak percaya bahwa keterlibatan S/M mengungkapkan kecenderungan – kecenderungan bahwa sadar yang dalam kepada kekejaman dan kekerasan. Sebaliknya, ia melihat S/M sebagai suatu permainan, sebagai suatu cara bermain dan bereksperimen dangan sifat dasar kekuasaan.

“dalam hal ini permainan S/M sangat menarik karena merupakan suatu hubungan strategis, tetapi permainan S/M ini selalu bersifat cair. Tentu saja, ada peranan – peranan, tetapi setriap orang tahu denga baik bahwa peranan – peranan itu dapat di balik, kadang – kadang adegan mulai denga tuan dan budak, dan pada akhirnya budak sudah menjadi tuan. Bermain peran dari struktur kekuasaan yang di lakukan oleh suatu permainan strategis itulah yang mampu memberikan kesenangan seksual atau kenikmatan tubuh.”
Bagi Foucault, S/M adalah kesenangan
Tetapi kesenangan dan politik tidak perneh terpisahsepenuhnya. Konsep sandiwara dan transformasi ini membantu dia mengatasi perangkap yang selalu berada di dalam hubungan – hubungan kekuasaan, wacana ilmiah mungkin telah mendefinisikan kita dari segi seksualitas kita, dan kta mungkin tidak tidak mampu melepaskan diri dari pemikiran definisi itu, untuk keluar dari padanya. Dunia kita mungkin merupakan bangsal belakang yang tidak dapat di elakkan, akan tetapi, tidak berarti kita sama sekali tak berdaya semata – mata.
Para kritikus Foucault berpendapat bahwa analisis kekuasaan hanya merupakan jalan buntu yang tidak pernah membuka kemungkinan tindakan di bidanh politik. Akan tetapi, Foucault selalu mendasarkan bahwa perlawanan politik tidak hanya mungkin, tetapi merupakan bagian yang perlupenyamanan.”nah, seandainya tidak ada perlawanan, tidak ada hubungna –hubungan kekuasaan, karena yang ada hanyalah perkara ketaatan belaka. Jadi, perlawanan adalah yang pertama, dan perlawanan tetap lebih unggul dari pada daya – daya kekuatan proses itu; hubungan – hubungan kekuasaan harus berubah bersama dengan perlawanan”
Partai-partai politik yang besar dan organisasi – organisasi pembaharuan berbuat lebuh banyak untuk menstabilkan hubungan – hubunga kekuasaan dari pada mengubahnya, permainan, atau sandiwara, apakah bersifat seksual atau ataukah terang – terangan bersifat politis, menantang aturan – aturanmasyarakat pada tingkat yang lebih dalam dan kurang dapat di ramalkan, dengan membuka kemungkinan – kemungkinan perubahan yang besar,
Pada tahun 1971 Foucault merefleksikan huru hara politik tahun 60-an dari segi pandang yang mencerminkan kehidupan pribadinya politiknya, dan kerja kecendekiawanannya, dengan mempersatukan semua bidang itu;”kita harus melihat tata cara kita sebagaimana adanya, hal-hal yang sama sekali berubah – ubah, jemu akan permainan ironi;baiklah menjadi kotor dan bercambang, berambut gondrong, kelihatan seperti anak perempuan sedang sebenarnya anak laki – laki (dan sebaliknya): orang harus’bermain’, berpamer, bertransformasi, dan membalikkan sistem-sistem yang dengan tenang-tenang memberi kita perintah ini itu, sejauh menyangkut diri saya, itulah yang saya coba lakukan dalam karya saya.”
TAMAT